NASA memiliki kuburan satelit dan kendaraan luar angkasa di salah satu titik terasing di Samudra Pasifik. Titik tersebut bernama Point Nemo (dalam bahasa latin, nemo dapat berarti tidak), atau dikenal juga dengan Oceanic Pole of Inaccessibility. Jaraknya lebih dari 2.500 km dengan pulau terdekat.
Point Nemo memiliki luas kurang lebih 1.500 km2 yang terletak di Pasifik Selatan antara Australia, Selandia Baru, dan Amerika Selatan. Daerah ini juga minim kehidupan biota bawah laut.
Kendaraan luar angkasa yang terbenam disini meliputi roket milik SpaceX, pesawat kargo milik beberapa negara Eropa dan Jepang, hingga stasiun antariksa milik Uni Soviet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut ahli astronomi bernama David Whitehouse, tempat tersebut dapat mencegah terjadinya tabrakan yang berbahaya, seperti dilansir detikINET dari Daily Mail.
"Satelit kecil akan habis terbakar di atmosfer, namun kepingan dari satelit-satelit besar kemungkinan akan sampai di permukaan Bumi. Untuk menghindari kerusakan di daerah berpenghuni, benda-benda tersebut dibawa ke titik tak terjangkau di laut," ujarnya beberapa waktu silam.
![]() |
Kuburan ini paling tidak memiliki 260 'mayat', mayoritas pesawat antariksa milik Rusia, sejak pertama kali digunakan pada 1971 untuk menghindari menumpuknya bangkai satelit maupun kendaraan luar angkasa di Bumi.
Jumlah tersebut akan terus bertambah mengingat stasiun luar angkasa pertama milik China, Tiangong 1, akan jatuh ke Bumi dalam waktu dekat. Selain itu, terdapat empat satelit yang kemungkinan jatuh pada kisaran Oktober hingga November mendatang.
"Kemungkinan, International Space Station juga akan terkubur di sana. Rencana terkini adalah menonaktifkannya pada satu dekade mendatang dan dengan sangat hati-hati dibawa ke Point Nemo," kata David Whitehouse.
Halaman selanjutnya, dampak buruk debu angkasa>>>