Hiii Seram! Ada Cacing Pemakan Ginjal
Hide Ads

Hiii Seram! Ada Cacing Pemakan Ginjal

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 12 Jul 2022 05:45 WIB
Arkeologi
Seram, Tinja Zaman Kuno Ungkap Cacing Pemakan Ginjal. Foto: IFL Science
Jakarta -

Tumpukan kotoran berusia berabad-abad yang baru-baru ini ditemukan di tanah rawa di Inggris, memperlihatkan bahwa Zaman Perunggu adalah masa ketika kesehatan pencernaan manusia sangat buruk.

Dikutip dari IFL Science, Selasa (12/7/2022) sampel kotoran menunjukkan banyak orang di zaman itu mengalami sakit perut parah, konsumsi makanan yang buruk, serta ginjal yang hancur.

Sebuah survei arkeologi baru-baru ini menemukan kotoran fosil yang ditemukan di bekas peternakan itu dipenuhi telur kecil, dan dengan jelas menunjukkan bahwa tubuh orang-orang di masa itu adalah rumah bagi sekelompok spesies parasit jahat. Hal ini termasuk cacing ginjal raksasa yang dapat tumbuh hingga sepanjang satu meter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penggalian dilakukan oleh para arkeolog dari University of Cambridge di Must Farm, sebuah pemukiman berusia 3.000 tahun yang ditemukan di pinggiran Peterborough di timur Inggris.

Pemukiman seluas 1.100 meter persegi itu dihancurkan kobaran api kolosal sekitar 3.000 tahun yang lalu yang menyebabkan rumah kayu runtuh ke sungai dan melestarikan isinya di situ. Karena kualitas artefak yang tertinggal dan skala situsnya, Must Farm dijuluki 'Pompeii Inggris'.

ADVERTISEMENT

Dilaporkan dalam jurnal Parasitology, para peneliti mengumpulkan dan menganalisis koprolit manusia, potongan-potongan fosil feses, yang tertinggal di tanah yang tergenang air dan menggunakan teknik mikroskop untuk mendeteksi telur parasit purba.

Apa yang mereka temukan, seperti yang dapat dibayangkan, sama sekali tidak bagus. Kotoran ini menjadi bukti yang jelas tentang keberadaan cacing pita ikan, cacing ginjal raksasa (Dioctophyma renale), cacing cambuk babi, dan cacing Capillaria pada anjing.

"Kami telah menemukan bukti paling awal untuk cacing pita ikan, cacing Echinostoma, dan cacing ginjal raksasa di Inggris," kata penulis utama Dr Piers Mitchell dari Departemen Arkeologi Cambridge dalam sebuah pernyataan.

"Parasit ini disebarkan dengan memakan hewan air mentah seperti ikan, amfibi, dan moluska. Hidup di air yang mengalir lambat mungkin telah melindungi penghuninya dari beberapa parasit, tetapi menempatkan mereka pada risiko lain jika mereka memakan ikan atau katak," sambungnya.

Cacing ginjal raksasa adalah parasit yang sangat menyeramkan. Betina dewasa dapat mencapai panjang lebih dari 1 meter, menjadikannya nematoda parasit terbesar yang diketahui menginfeksi manusia. Setelah dicerna oleh inang, larva bermigrasi melalui dinding usus ke hati, dan akhirnya ke ginjal di mana ia hidup dari deposit mineral.

Mengingat kurangnya kebersihan dan kedekatan dengan hewan, parasit adalah hal yang biasa sepanjang sebagian besar sejarah pra-modern. Meskipun mereka mungkin tidak terlalu menyenangkan bagi orang yang terinfeksi, mereka membantu kita mendapatkan pemahaman yang sangat mendalam tentang pola makan, gaya hidup, dan lingkungan sekelompok orang.

"Karena tulisan baru diperkenalkan ke Inggris berabad-abad kemudian, orang-orang ini tidak dapat mencatat apa yang terjadi pada mereka selama hidup mereka. Penelitian ini memungkinkan kita untuk pertama kalinya memahami dengan jelas penyakit menular yang dialami oleh orang-orang prasejarah yang tinggal di Fens," kata penulis lainnya Marissa Ledger.




(rns/fay)