NASA memiliki beberapa instrumen sungazing atau pengamatan Matahari yang benar-benar spektakuler. Salah satu instrumen itu, baru saja menangkap Bulan lewat di depan Matahari dalam gerhana parsial yang terlihat dari luar angkasa.
Solar Dynamics Observatory (SDO) NASA menangkap Bulan yang melintas di antara observatorium dan Matahari pada 29 Juni saat terjadi gerhana parsial yang indah.
Pada puncak gerhana, Bulan menutupi 67% Matahari, dan 'pegunungannya' diterangi oleh api Matahari. SDO menangkap gerhana dari sudut pandang uniknya di luar angkasa yang tidak terlihat dari Bumi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari IFL Science, Senin (4/7/2022) SDO sedang mempelajari bagaimana aktivitas Matahari menciptakan dan mendorong cuaca luar angkasa, misalnya, bagaimana coronal mass ejections (CME) dapat menciptakan badai Matahari di Bumi, memberikan kita aurora yang indah, dan menyebabkan pemadaman listrik sesekali.
Matahari masih tiga tahun lagi dari aktivitas puncak siklus Matahari yang diperkirakan terjadi pada Juli 2025. Namun, ia sudah aktif luar biasa sedini ini.
![]() |
Instrumen pengamatan Matahari NASA beberapa kali menangkap aktivitas yang memperlihatkan adanya beberapa suar dahsyat, bintik Matahari, CME, dan bahkan wilayah interaksi rotasi bersama yang lebih jarang terjadi baru-baru ini.
Di sisi lain, hal ini memungkinkan instrumen pengamatan Matahari NASA menangkap mendapatkan beberapa fotografi cuaca luar angkasa yang cukup bagus untuk dinikmati, seperti gambar gerhana dari luar angkasa kali ini.
(rns/afr)