Puasa di Bumi utara
Kondisi sebaliknya dialami di Bumi utara. Ada Genesia Wahyu Saputro mahasiswa master di program Project Management, Norwegia University of Science and Technology (NTNU) yang membagikan ceritanya berpuasa di negeri yang dikenal dengan jam berpuasanya yang relatif panjang ini.
Di Norwegia saat ini sedang musim semi, menuju ke musim panas, kebalikan dari Australia. Itu berarti, Gene akan mengalami hari yang semakin panjang. Puasanya rata-rata adalah 16 jam dan semakin lama waktu puasanya mendekati Lebaran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini tantangan yang cukup menantang bagi kami umat muslim di sini, karena itu berarti siang semakin lama setiap harinya. Waktu berpuasa dari waktu pertama kali berpuasa, itu buka puasa dari jam 04.00, terus saya buka puasa jam 20.20, semakin lama naik 4 menit jadi 20.20, 20.24, 20.28," ucap Gene.
Puncaknya, ada momen di mana waktu berbuka terjadi pukul 20.45 waktu setempat. Nah, di minggu kedua ini, tantangan semakin nyata karena tidak ada 'true night' atau malam yang sesungguhnya. Matahari tidak tenggelam lebih dari 17 derajat, dengan begitu waktu berpuasa di sana bisa dibilang akan menjadi lebih lama jika mengikuti waktu lokal.
Baca juga: Kisah Naga Air, Mitos atau Fakta? |
Kira-kira seperti itu gambaran perjuangan teman-teman di luar negeri untuk berpuasa, detikers. Kalau di Indonesia yang berada di garis khatulistiwa, kita cukup beruntung karena waktu puasa yang relatif stabil selama 13 jam. Harus banyak bersyukur.
Simak Video "Video: Bau Mulut Saat Puasa? Ini Tips Jaga Kebersihan Mulut"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/fay)