Puasa terlama dan tersingkat di dunia selalu jadi topik menarik selama Ramadan. Eureka! edisi kali ini akan membahasnya lebih dalam. Dengan tema 'Puasa di ujung Bumi Utara & Selatan', kita akan berbincang dengan dua narasumber spesial.
Puasa yang dijalani umat Muslim berbeda-beda durasinya bergantung posisi geografis, musim dan Matahari. Syariat puasa diawali sejak sebelum fajar sampai magrib.
Mengapa durasi puasa bisa berbeda-beda antar negara, ini karena adanya revolusi Bumi terhadap Matahari yang membuat wilayah utara dan selatan Bumi mengalami 4 musim secara berkebalikan. Durasi siang di musim panas jauh lebih lama dari durasi siang di musim dingin. Jika di Bumi utara musim panas, maka di Bumi selatan musim dingin, dan sebaliknya. Sementara yang tinggal di khatulistiwa relatif mendapatkan durasi Matahari yang stabil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah di Norwegia, puasa bisa menjadi sangat lama karena adanya midnight sun. Dilansir dari Norway Travel Guide, midnight sun adalah fenomena alam yang terjadi di utara Lingkaran Arktik dan selatan Lingkaran Antartika. Karena kemiringan sumbu Bumi yang cukup besar, maka Matahari tidak terbenam selama jangka waktu tertentu di area ini.
Sementara itu, untuk puasa tersingkat, ada di Bumi bagian Selatan. Di antaranya Australia (12-13 jam), Chile (11-12) dan Selandia Baru (11-12 jam).
Imran Aryan Kamil dari University of Tasmania dan Genesia Wahyu Saputro dari Norwegian University of Science and Technology, keduanya adalah mahasiswa jurusan ilmu sains di kampus mereka masing-masing. Selain membahas puasa di wilayah geografis mereka, detikers berkesempatan untuk bertanya soal universitas tempat Imran dan Gene menempuh ilmu.
Yuk, saksikan 'Eureka! Edisi 3: Puasa di ujung Bumi Utara & Selatan', Senin (18/4/2022), pukul 16.00 WIB di YouTube detikcom, Facebook detikcom atau di site detikINET. Tuliskan pertanyaanmu untuk narasumber di kolom komentar.
(ask/jsn)