Norwegia mendesak warganya untuk merapikan bunker era Perang Dingin dan menyimpan obat-obatan. Hal ini dilakukan sebagai persiapan menghadapi paparan radiasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana serupa Chernobyl di Ukraina.
Menteri Pertahanan Norwegia Odd Roger Enoksen mengatakan, ada kekhawatiran terulangnya bencana seperti Chernobyl yang akan menyebabkan penyebaran radioaktif di negaranya karena terbawa angin.
Meskipun Rusia dan Norwegia memiliki hubungan yang relatif dekat selama beberapa dekade, perang yang dikobarkan Presiden Rusia Vladimir Putin terhadap Ukraina telah menandai adanya titik balik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya khawatir itu (perang) akan berlangsung lama," kata Enoksen seperti dikutip dari The Times.
Ia menambahkan bahwa Norwegia telah membeli lebih banyak pesawat pengintai, tank, kapal selam untuk memperkuat keamanan wilayahnya.
"Peringatan ini tidak terkait dengan ketakutan akan perang nuklir tetapi terkait dengan pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina dan kecelakaan yang telah kita lihat," sambung Enoksen.
Peringatan pemerintah ini dilakukan di tengah diskusi tingkat tinggi untuk menerapkan kembali peraturan bangunan era Perang Dingin yang membuat bunker bawah tanah menjadi persyaratan untuk struktur sipil, seperti hotel dan perlindungan bawah tanah.
Enoksen menambahkan bahwa otoritas Norwegia tidak melihat ancaman militer apa pun terhadap mereka. Namun saat ini Norwegia bertetangga dengan negara yang terlibat perang.
Dalam beberapa tahun terakhir, Norwegia mengerahkan aset kontra-intelijennya ke kota Kirkenes yang terpencil di Arktik. Kota ini terletak di bagian utara di negara itu.
Sebelumnya, seorang pejabat senior Ukraina menuding Rusia melakukan tindakan 'tidak bertanggung jawab' di sekitar Chernobyl yang dapat mengirim radiasi ke sebagian besar Eropa.
(rns/afr)