Keganasan Novichok, Racun Rusia yang Rusak Saraf Manusia

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 16 Mar 2022 08:15 WIB
Ilustrasi racun Novichok. Foto: thinkstock
Jakarta -

Novichok merupakan racun Rusia yang sangat berbahaya bagi saraf. Racun sejak jaman Uni Soviet ini bisa membunuh korban lewat gangguan pada sistem saraf. Hal ini dijelaskan oleh William Atchison Professor of Pharmacology and Toxicology di Michigan State University sebagaimana mengutip The Conversation.

Atchison sudah meneliti soal hubungan racun atau bahan kimia di lingkungan bisa menghambat sinyal dalam sistem saraf sejak 1980. Ia meneliti bagaimana hubungan ini dengan penyakit autoimun ALS atau Lambert-Eaton syndrome. Selain itu, ia pun meneliti soal Novichok itu sendiri.

Menurut penuturan Atchison, Novichok membunuh dengan carai mengganggu komunikasi antara saraf dan otot atau saraf-saraf di otak. Racun ini bekerja selama beberapa menit dengan melumpuhkan otot-otot yang bertanggung jawab untuk bernapas dan menghentikan jantung.

"Namun, dalam beberapa kasus, jika dosisnya tidak cukup tinggi, kematian mungkin bisa 'ditunda' atau dicegah tetapi korban terus menderita kejang, kelemahan neuromuskular, gagal hati dan kerusakan lainnya," jabar Prof Atchison.

Ada beberapa yang faktor membuat Novichok sangat berbahaya. Pertama, bahan kimia ini dilaporkan oleh ahli kimia Soviet sebagai racun paling ampuh yang pernah dibuat. Novichok memiliki potensi antara 6-10 kali lebih tinggi dari VX, bahan kimia yang digunakan untuk membunuh saudara tiri Kim Jong Un. Ini juga lebih berbahaya dari sarin, gas saraf beracun prototipe. Dengan dosis yang sangat rendah, bubuk atau cairan, bisa sangat bersifat mematikan.

Kedua, Profesor Gary Stephens, yang dikutip di BBC News, sependapat bahwa Novichok akan sangat sulit dideteksi. Lebih parahnya lagi, ini sama sulitnya untuk membersihkannya, karena bahan kimia Novichok yang digunakan tidak dapat ditentukan secara pasti.

Dengan demikian, Novichok merupakan racun yang sangat berbahaya dan mematikan walaupun hanya diberikan dalam dosis kecil. Keberadaannya sulit dideteksi dan untuk membersihkannya juga sangat sulit.

Simak juga 'Rusia Temukan 30 Lab Biologis Berbahaya Sokongan AS di Ukraina':






(ask/afr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork