COVID-19 Banyak Varian, Virus Lain Juga?
Hide Ads

COVID-19 Banyak Varian, Virus Lain Juga?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Jumat, 04 Feb 2022 06:37 WIB
Varian Omicron diduga jadi biang kerok meningkatnya kasus COVID-19 di RI. Guna cegah penyebaran varian Omicron, tes antigen gratis digelar di Terminal Bekasi.
COVID-19 Banyak Varian, Virus Lain Juga? Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Sars-CoV-2 penyebab COVID-19 terus berkembang memiliki banyak varian. Sebut saja Alpha, Beta, Delta, Lambda, dan Omicron yang sudah hadir dalam dua tahun terakhir. Belum lagi, belasan varian yang terdeteksi tetapi tidak dianggap sebagai prioritas tinggi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Lalu, apakah evolusi dari virus corona termasuk tidak biasa atau virus lainnya sebenarnya juga terus bermutasi memiliki banyak varian?

Virus sesungguhnya memang terus bereplikasi, namun terkadang replikasinya berbeda. Ini dikatakan oleh Suman Das Associate Professor of Medicine di Vanderbilt University Medical Center. Ia meneliti banyak virus termasuk Sars-CoV-2.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika virus menggunakan mesin sel inang untuk menyalin materi genetiknya, kesalahan seperti penambahan acak, pemindahan, dan penggantian yang disebut mutasi bisa terjadi. Sebagian besar mutasi acak dapat membuat virus tidak dapat hidup atau tidak berpengaruh sama sekali, tapi beberapa mutasi bisa memberikan suatu keunggulan dari versi sebelumnya.

Dikutip detikINET dari Science Alert, beberapa mutasi membantu virus menghindar dari manfaat vaksin atau membuat patogen yang lebih mudah menular. Mutasi yang membantu virus hidup lebih lama dan lebih mudah bereplikasi membuat mereka bertahan. Begitulah cara munculnya varian baru.

ADVERTISEMENT

Seperti virus influenza, RSV, enterovirus, dan rhinovirus, yang menyebabkan flu biasa, Sars-CoV-2 membawa informasi genetiknya pada untaian RNA. Dibandingkan dengan virus RNA lainnya tingkat mutasi pada Sars-CoV-2 tidak terlalu luar biasa, menurut Katie Kistler, peneliti pascadoktoral yang mempelajari evolusi virus di red Hutchinson Cancer Research Center, Seattle.

Intinya, Sars-CoV-2 tidak bermutasi dengan kecepatan yang luar biasa cepat. Tetapi faktor-faktor lain yang berperan, seperti penularan virus yang tinggi, transisinya dari inang hewan ke manusia, dan pengembangan pengobatan dan vaksin baru, mungkin telah meningkatkan jumlah varian Sars-CoV-2 yang telah kita lihat dalam waktu singkat.

Terakhir, perubahan yang kita lihat pada Sars-CoV-2 sebagian juga didorong oleh perkembangan pesat vaksin dan perawatan yang dirancang untuk melawannya. Dibandingkan dengan hari-hari awal pandemi, sekarang ada lebih banyak tekanan seleksi pada virus.




(ask/rns)