4 Fakta Vaksin Nusantara yang Jadi Booster Prabowo
Hide Ads

4 Fakta Vaksin Nusantara yang Jadi Booster Prabowo

Aisyah Kamaliah - detikInet
Jumat, 14 Jan 2022 19:13 WIB
Prabowo terima booster vaksin Nusantara
Vaksin Nusantara Booster. Foto: Instagram Prabowo
Jakarta -

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disuntik Vaksin Nusantara oleh dr Terawan. Ini adalah vaksin booster atau dosis ke-3 Prabowo. Prabowo sendiri yang membagikan ceritanya melalui unggahan di akun Instagram @prabowo.

"Meningkatkan imun dan kekebalan tubuh dengan vaksin Nusantara," tulis Prabowo.

"Terima kasih Letnan Jenderal TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad, atas booster vaksin Nusantara yang telah diberikan kepada saya," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dihimpun detikINET dari berbagai sumber, Jumat (14/1/2022) berikut adalah fakta tentang Vaksin Nusantara yang menarik untuk diketahui:

1. Siapa pembuat Vaksin Nusantara?

Vaksin Nusantara digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) dengan bekerjasama dengan AIVITA Biomedical Inc yang merupakan perusahaan asal AS. Awalnya dinamakan dengan Vaksin Joglosemar sebelum akhirnya diganti dengan nama Vaksin Nusantara.

ADVERTISEMENT

2. Cara kerja Vaksin Nusantara

Diklaim, Vaksin Nusantara menggunakan basis sel dendritik pertama di dunia yang bisa menciptakan antibodi seumur hidup. Penelitian vaksin Nusantara didukung pembiayaan oleh Badan Litbangkes (Penelitian dan Pengembangan Kesehatan) Kemenkes. Klaim lainnya adalah vaksin ini cocok untuk anak-anak dan bisa mengatasi varian baru.

dr Terawan pernah mengungkapkan alasannya mengembangkan vaksin ini dalam rapat bersama Komisi IX DPR RI. Ia mengatakan bahwa sejak 2015, ia telah mengembangkan sel dendritik di Cell Cure Center RSPAD Gatot Subroto sehingga yakin untuk mengembangkan vaksin berbasis dendritik.

3. Apakah boleh vaksin booster dengan Vaksin Nusantara?

BPOM menegaskan bahwa Vaksin Nusantara adalah jenis vaksin terapi yang penggunaannya tidak membutuhkan izin dari Badan tersebut, berbeda dengan vaksin COVID-19 lainnya. Akan tetapi, Kepala BPOM Penny K Lukito sempat mengatakan kepada detikcom bahwa ia meminta masyarakat menunggu informasi lebih lanjut dari Pemerintah sebelum menjadikan Vaksin Nusantara sebagai vaksin booster.

4. Klaim diakui dunia

Sempat tersiar klaim vaksin ini sudah diakui dunia. Namun ini dibantah oleh dr Ines Atmosukarto peneliti vaksin dan doktor di bidang Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Adelaide Australia. Ia mengatakan bahwa bukan berarti vaksin yang sudah dimuat penelitiannya di jurnal internasional otomatis sudah diakui dunia.

Menurut Ines, vaksin ini dimuat bukan soal laporan hasil penelitian sehingga klaim ini dianggapnya tidak berdasar.




(ask/fay)