Film 'Don't Look Up' di Netflix dan Skenario Kiamat Luar Angkasa
Hide Ads

Film 'Don't Look Up' di Netflix dan Skenario Kiamat Luar Angkasa

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 10 Jan 2022 07:44 WIB
Film Dont Look Up
Sains Riil di Balik Film 'Don't Look Up' (2021) yang Sedang Viral. Foto: Dok. Netflix
Jakarta -

Film 'Don't Look Up' yang dibintangi Leonardo DiCaprio dan Jennifer Lawrence dapat banyak pujian. Film ini dinilai sukses melibatkan ilmu sains yang dinilai riil ke dalam film sehingga membuatnya menarik untuk dikupas. Ternyata, ada beberapa hal yang sama dengan apa yang ada di film dengan di dunia nyata.

NASA, seperti yang diungkapkan Don't Look Up, telah memiliki Planetary Defense Coordination Office (PDCO), yang tugasnya adalah memindai langit untuk menemukan dan membuat katalog batuan luar angkasa yang berpotensi mengancam Bumi. Selain itu, tim ini bertujuan membantu pemerintah berkoordinasi dalam hal baik membelokkan atau menghancurkan objek.

"Strategi kami adalah menemukan populasi objek di luar sana dengan ukuran yang signifikan, jadi kami tahu di mana mereka semua berada," kata petugas pertahanan planet NASA Lindley Johnson, yang memeriksa draf awal skenario 'Don't Look Up' lebih dari dua tahun yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Begitu kami melakukannya, itu akan memberi kami peringatan puluhan tahun dan kami kemudian akan memiliki waktu untuk menggunakan teknologi apa pun yang tersedia," lanjutnya.

Isu soal ini bukan hanya untuk menakut-nakuti orang banyak. Faktanya, pada tahun 2013, asteroid dengan besar 20 meter meledak di langit Chelyabinsk, Rusia. Gaya tarik atmosfer memecah batu itu sebelum bisa mencapai tanah. Ledakan itu merusak 7.200 bangunan dan melukai sekitar 1.500 orang.

ADVERTISEMENT

Meskipun begitu, asteroid yang paling menjadi perhatian PDCO adalah yang berukuran 140 meter atau lebih.

"Anda menghitung angka-angka dari semacam sudut pandang aktuaria," ujar Amy Mainzer, profesor ilmu planet di University of Arizona dan konsultan film.

"140 meter adalah ambang batas yang dapat menyebabkan banyak kerusakan," sambung Mainzer.

Bukan hanya ukuran yang membuat batu luar angkasa menjadi ancaman, tetapi juga lokasinya. Sejak tahun 1998, ketika DPR AS mulai mengalokasikan dana untuk mencari near-Earth object (NEO) atau objek dekat Bumi, NASA dan astronom dari seluruh dunia telah menemukan 90% hingga 95% dari 1.000 (atau lebih) objek berukuran mulai dari satu kilometer yang diperkirakan ada di luar sana. Tetapi hanya 30-40% dari perkiraan 25.000 asteroid yang meluncur dengan ukuran 140 meter atau lebih besar.

Hingga saat ini, sudah banyak penelitian yang dikerahkan untuk menghindari Bumi dari 'kiamat' akibat tabrakan benda asing dari ruang angkasa.




(ask/fay)