Tren Air Purifier dan Gaya Hidup Sehat di Era New Normal
Hide Ads

Year In Review 2021

Tren Air Purifier dan Gaya Hidup Sehat di Era New Normal

Rachmatunnisa - detikInet
Senin, 03 Jan 2022 06:15 WIB
Side view of cheerful boy and girl holding hands and jumping on couch while having fun at home together
Tren Air Purifier dan Gaya Hidup Sehat di Era New Normal (Foto: Getty Images/iStockphoto/evgenyatamanenko)
Jakarta -

Sejak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia, tren pembelian alat elektronik di sepanjang tahun 2021 kini bergeser ke berbagai alat yang menunjang kesehatan dan kebersihan. Salah satunya yang naik daun adalah air purifier atau pemurni udara.

Bagaimana tidak, situasi pandemi mengajarkan manusia untuk hidup lebih sehat dan bersih. Menerapkan kebersihan dan kesehatan, baik di dalam maupun di luar ruangan, kini menjadi kebiasaan baru yang wajib dilakukan semua orang untuk menghindari terpapar virus Corona.

Di sepanjang tahun 2021, kita bisa melihat sebuah gaya hidup bari dimana orang-orang membeli air purifier demi menghirup oksigen bersih di dalam ruangan. Seiring perkembangannya , teknologi air purifier juga terus diperbarui untuk memenuhi kebutuhan penggunanya akan udara yang berkualitas baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah air purifier efektif membunuh virus dan memurnikan udara? Salah satu pabrikan elektronik, Sharp Corporation, melalui teknologi air purifier yang dikembangkannya, menunjukkan bahwa titer infeksi SARS-CoV-2, virus Corona baru penyebab COVID-19, termasuk strain varian yang terkandung dalam air liur manusia dan dapat dikurangi lebih dari 99,4%.

Caranya, dengan memaparkan atau menyemburkan Ion Plasmacluster selama dua jam pada tingkat kelembaban di kisaran 60% (Relative Humidity). Angka ini merupakan kondisi yang direkomendasikan untuk melawan infeksi virus.

ADVERTISEMENT

Penelitian ini berhasil dilakukan di bawah pengawasan Profesor Hironori Yoshiyama dari Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane (anggota Dewan Masyarakat Virologi Jepang), Profesor Shigeru Watanabe, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Meikai, dan Profesor Masashi Yamakawa, Departemen Teknik Mesin dan Sistem, Institut Teknologi Kyoto.

Secara umum, cara penularan virus Corona baru dibagi menjadi dua, yaitu penularan melalui droplet yang kemudian menyebarkan virus di udara dan penularan kontak secara langsung oleh virus yang melekat pada permukaan sebuah benda.

Berdasarkan hal tersebut, pada September 2020 lalu, Sharp melakukan penelitian untuk menguji keefektifan teknologi Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 di udara, dan kali ini, Sharp baru saja berhasil membuktikan keefektifan Ion Plasmacluster dalam mengurangi SARS-CoV-2 yang menempel pada permukaan benda.

Pertama, Sharp melakukan beberapa riset terhadap partikel droplet dengan tingkat kelembaban yang berbeda yang disimulasikan ke dalam area kehidupan sehari-hari.

Hasil simulasi kasus menunjukkan, ketika seseorang batuk di area ruangan dengan tingkat kelembaban berbeda, yaitu 30% dan 60%, terlihat bahwa jumlah partikel droplet yang tersuspensi di udara di sekitar orang dengan tingkat kelembaban ruangan 60%, jauh lebih sedikit dan droplet akan langsung jatuh dan menempel pada permukaan meja.

Dibandingkan dengan seseorang yang berada dalam area ruangan dengan tingkat kelembaban 30%, droplet akan tetap melayang dan tersuspensi di udara.

"Untuk mencegah infeksi virus, penting untuk menjaga area ruangan pada tingkat kelembaban relatif sekitar 60% dengan humidifikasi, sehingga mampu mencegah mukosa saluran pernapasan manusia mengering, mempertahankan fungsi imun, dan untuk menekan efektivitas penyebaran virus," komentar Hironori Yoshiyama, Profesor, Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Shimane.

Halaman selanjutnya: Pencegahan pada virus yang menempel di benda >>>

Kendati demikian, tambah Yoshiyama, sementara area dengan kelembaban relatif 60% mengurangi jumlah partikel droplet tersuspensi di udara dan menempel pada permukaan benda, perlu juga mempertimbangkan tindakan pencegahan terhadap virus yang melekat di benda.

"Dalam verifikasi ini, teknologi Plasmacluster secara signifikan menonaktifkan SARS-CoV-2 yang terkandung dalam droplet yang melekat di berbagai permukaan dengan kondisi kelembaban udara 60% di mana fungsi perlindungan fisiologis dipertahankan. Hasil terkini juga menunjukkan kemampuan Ion Plasmacluster untuk menekan varian virus strain, yang dapat diterapkan pada varian-varian baru yang berpotensi muncul di masa mendatang," ujarnya.

Berdasarkan hasil ini, Sharp menganggap penting untuk memverifikasi jika tingkat kelembaban 60% memiliki efek terhadap pengurangan jumlah SARS-CoV-2 yang jatuh dan menempel pada permukaan hingga mampu mengurangi risiko penularan virus di udara melalui tetesan droplet.

Selanjutnya, karena sebagian besar droplet penyebab infeksi penularan virus berasal dari air liur, Sharp mengukur dan membandingkan titer infeksi di area dengan tingkatan kelembaban 60% antara SARS-CoV-2 yang dicampur dengan media cair yang biasa digunakan untuk pengujian virus dan SARS-CoV-2 bercampur air liur.

Hasil penelitian menunjukkan titer virus menular pada media cair tersisa kurang dari 1% setelah 2 jam, sedangkan pada media air liur, sekitar 56% tetap utuh.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, terbukti jika efektifitas teknologi Plasmacluster diverifikasi dapat mengurangi titer infeksi penularan termasuk varian baru lebih dari 99,4%.

Ke depannya, Sharp berkomitmen untuk terus berkontribusi kepada masyarakat dengan melakukan berbagai penelitian lanjutan mengenai efektivitas teknologi Plasmacluster.

Tren gaya hidup sehat di era New Normal sepertinya akan berlanjut dan berkembang terus sampai tahun 2022 mendatang. Siapa sangka, air purifier kini menjadi alat elektronik yang dibutuhkan semua orang.



Simak Video "Jaga Kualitas Udara di Rumah Dengan Purefit Air Purifier Sharp"
[Gambas:Video 20detik]