Apa itu Super Spreader? Belakangan sedang santer pembahasan mengenai istilah ini. Suka tidak suka, faktanya memang pernah terjadi kejadian ini di dunia nyata.
Mari kita pahami dulu persepsi soal Super Spreader. Bila satu orang yang terinfeksi COVID-19 biasanya akan menulari sekitar tiga orang lainnya (ECDC, Mei 2020), Super-penyebar adalah seseorang yang menginfeksi lebih dari jumlah tersebut. Super-spreader sangat menular. Kebanyakan penyebar super tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi dan menyebarkan virus tanpa sadar.
Melansir Open Access Government, berikut ini adalah beberapa contoh Super Spreader Event yang pernah terjadi dan sempat viral.
- Di Korea Selatan, seorang wanita China berusia 35 tahun, tanpa sadar terinfeksi COVID-19, menghadiri dua kebaktian gereja, pada tanggal 9 dan 16 Februari 2020. Kehadirannya menyebabkan 5.000 orang terinfeksi virus tersebut. Dia mengalami gejala di antara dua kunjungan gereja, termasuk demam tinggi, dan akhirnya dibujuk untuk mengikuti tes, tetapi pada saat dia mendapatkan hasilnya, sudah terlambat.
- Ketika Santa mengunjungi Rumah Perawatan di Belgia Desember lalu, ia dites positif terkena virus tiga hari kemudian dan secara tidak sengaja telah menginfeksi 127 orang, 27 di antaranya kini telah meninggal.
- Pada September 2020, seorang wanita Amerika tiba di Kota Garmisch-Partenkirchen di Bavaria, Jerman. Dia baru-baru ini dites positif terkena virus tetapi mengabaikan aturan karantina. Dia pergi minum-minum di pub dan bar dan menginfeksi 22 orang. Akibatnya, resor harus ditutup selama dua minggu. Dia sekarang menghadapi tuntutan, kemungkinan denda β¬2.000, serta kemungkinan hukuman penjara hingga 10 tahun.
- Pada Februari 2020, perusahaan farmasi Biogen mengadakan konferensi di Boston di mana 99 orang terinfeksi. Pada Oktober 2020, virus telah menyebar lebih jauh melalui kontak mereka, menginfeksi sekitar 300.000 orang di 29 negara bagian dan negara yang berbeda.
(ask/fay)