Pernah kamu bertanya-tanya, bisakah seseorang mengalami rasa sakit ketika bermimpi? Misalnya, ketika bermimpi terbentur meja dan terasa betul sakitnya? Apakah itu mungkin terjadi? Singkatnya, bisa saja terjadi.
Rasa sakit yang dimimpikan berbeda dari rasa sakit 'nyata' karena sumbernya adalah isi mimpi dan bukan stimulus kehidupan nyata. Dengan kata lain, rasa sakitnya bisa jadi bersumber dari stimulus/pengalaman.
Contohnya, trauma yang sampai terbawa mimpi, rasa sakitnya masih tercatat dalam otak dan kemungkinan ini membuat persepsi mempelajari situasi yang menyakitkan ini dan menghadirkan rasa tersebut. Rasa sakit yang terbawa mimpi biasanya hilang segera setelah orang yang bermimpi itu terbangun bangun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan di Live Science, rasa sakit adalah pengalaman mental. Artinya, ketika kita mengalami cedera, rasa sakit itu diproses di otak kita, bukan di bagian tubuh yang terkena.
Rasa sakit di otak muncul sebagai aktivasi di area yang berhubungan dengan rasa sakit di korteks serebral, dipicu oleh informasi dari reseptor rasa sakit di sistem saraf perifer. Saat rasa sakit yang diimpikan terjadi dalam mimpi, otak mungkin tidak menerima pesan rasa sakit dari bagian tubuh, melainkan menggambar dari ingatan rasa sakit dari masa lalu.
Pertanyaan selanjutnya, apakah seseorang bisa merasakan sakit di dalam mimpi yang lebih parah ketimbang orang lainnya?
"Pada pasien, mimpi rasa sakit mungkin dipicu oleh rasa sakit yang sebenarnya sedangkan untuk orang sehat, mimpi rasa sakit mungkin merupakan kenangan rasa sakit (rasa sakit yang dialami sendiri dan/atau melihat orang yang kesakitan)," tulis penulis penelitian yang studi yang dipublikasikan di Research Gate.
Jadi, kesimpulannya: Bisakah detikers merasakan sakit dalam mimpi? Ya, tetapi kesehatan kamu yang akan menjawab apakah itu rasa sakit yang nyata atau berasal dari stimulus pengalaman/trauma.
Baca juga: Dicari! Orang yang Kebal COVID-19 |
(ask/afr)