Tanda-tanda Bumi Sekarat, Kiamat Sudah Dekat?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Sabtu, 04 Des 2021 05:44 WIB
Tanda-tanda Bumi Sudah 'Sekarat'. Foto: Ilustrasi gempa bumi (iStock)
Jakarta -

Bumi yang kita tempati sudah sekarat. Beberapa kejadian menjadi tanda Bumi sudah diambang kehancuran. Apakah kiamat sudah dekat? Jawabannya, tidak ada yang tahu pasti. Tapi jika ada awal kemungkinan ada akhir.

Selama 4.543 miliar tahun hidup, berikut ini dirangkum detikINET, Sabtu (4/12/2021) dari beberapa berita sebelumnya, inilah beberapa pertanda bahwa Bumi sudah cukup menderita dan mengancam kehidupan sejumlah makhluk yang tinggal di atasnya -- manusia, tumbuhan dan hewan.

1. Perubahan iklim yang ekstrem

Bumi yang kita tempati diprediksi bakal mengalami peningkatan suhu 2,7 derajat celcius. Prediksi tersebut berdasarkan laporan dari Konvensi Perubahan Iklim di bawah naungan PBB. Sekjen PBB Antonio Guterres pun mengaku kelimpungan dan menyebut peningkatan suhu itu sebagai sebuah bencana besar.

Jika kamu berpikir 'ah cuma 2,7 derajat doang kok panik', coba dipikir lagi. Guterres mengatakan Bumi tidak akan bisa ditinggali dengan kenaikan suhu 2,7 derajat celcius. Karena setiap kenaikan suhu, walaupun hanya 1 derajat pun bisa memengaruhi kehidupan.

2. Megathrust

Megathrust bisa dijelaskan dengan membagi namanya, 'Mega' berarti besar, sementara 'thrust' berarti dorongan. Dorongan di sini adalah gerak sesar naik yang dapat menimbulkan gempa dan tsunami meski tidak berarti semua menimbulkan tsunami.

Cuitan ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono sudah pernah menyatakan pemerintah harus awas pada Megathrust. Dikonfirmasi detikINET, ia pun menjabarkan langkah nyata dari waspada tersebut.

"Itu paling ringan tapi waspada konteksnya adalah menyiapkan mitigasi yang konkrit dengan mewujudkan bangunan tahan gempa, menata ruang pantai, memasang rambu dan membuat jalur evakuasi serta latihan evakuasi/drill. Ini implementasi dari waspada itu," jelasnya.

3. Daratan yang tenggelam

Sudah ada Pulau Betet dan Pulau Gundul yang tenggelam. Jakarta dan daerah lainnya terancam. Lenyapnya kedua pulau tersebut dikarenakan kenaikan permukaan laut -- yang juga dampak dari pemanasan Bumi.

Peneliti geodesi dan geomatika dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Heri Andreas mengatakan kemungkinan makin tingginya permukaan air laut tak hanya dialami oleh Jakarta dan pesisir utara Pulau Jawa namun juga pesisir timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua bagian selatan.

4. Pandemi

Pandemi biasanya -- entah kebetulan atau tidak -- biasanya terjadi setiap 100 tahun sekali. Tapi beberapa ahli meramalkan akan ada pandemi lain selain COVID-19 yang bakal hadir di dunia. Jadi, bersiaplah.

Saksikan juga: 'Perjuangan Niko, Pria Asal Jakarta Menjadi Insinyur Tesla'






(ask/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork