Varian B.1.1.529 atau Omicron disebut 500% lebih cepat penularannya dibanding varian asli virus Corona SARS-CoV-2 yang pertama ditemukan di Wuhan China pada Desember 2019.
Itu artinya, varian Omicron penularannya lima kali lebih cepat dari varian asli. Dikutip dari The Guardian, Senin (29/11/2021) penularan lebih cepat ini diduga karena indikasi varian Omicron yang bisa melawan atau menghindari kekebalan tubuh.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO, dalam keterangan resminya menyebut bahwa penyebab varian Omicron lebih cepat menular adalah karena memiliki lebih banyak mutasi dan beberapa di antaranya sangat mengkhawatirkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk diketahui, Omicron pertama kali ditemukan di Afrika Selatan dan sejak itu juga terdeteksi di Inggris, Skotlandia, Jerman, Italia, Belgia, Botswana, Israel, dan Hong Kong.
Chief Medical Adviser UK Health and Security Agency Susan Hopkins memperingatkan, varian baru ini adalah varian yang paling mengkhawatirkan.
"Nilai R atau angka reproduksi efektif varian B.1.1.529 sekarang menjadi 2 di Gauteng, Afrika Selatan," katanya seperti dikutip dari The Guardian.
Dia menjelaskan, nilai R di atas 1 berarti varian ini memiliki risiko tinggi sehingga mengakibatkan lonjakan kasus. Ada kurang dari 100 sekuens genom utuh yang tersedia. Namun, WHO mengakui belum tahu banyak tentang varian baru ini.
"Apa yang kita ketahui adalah bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi. Dan kekhawatirannya adalah kita memiliki begitu banyak mutasi, dan itu dapat berdampak pada bagaimana virus berperilaku," ujar petinggi WHO yang memimpin urusan teknis COVID-19 Maria van Kerkhove.
Dengan demikian, meski baru ada sedikit kasus, varian baru ini memicu kekhawatiran di kalangan peneliti karena sejauh mereka bermutasi, dapat membantu virus menghindari kekebalan tubuh.
Selain itu, data awal pun memperlihatkan adanya peningkatan risiko infeksi ulang dengan varian ini, dibandingkan dengan Variant of Concern (VoC) lainnya seperti Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.
Para ahli yang melakukan penelitian terkait varian baru ini, tergabung dalam kelompok ahli independen bernama Technical Advisory Group on SARS-CoV-2 Virus Evolution (TAG VE).
"Ada banyak pekerjaan yang sedang berlangsung. TAG VE akan membahas apakah varian Omicron akan menjadi VoI (Variant of Interest) atau VoC. Dan jika itu masalahnya, maka kami akan memberinya nama Yunani. Tapi hal ini sedang dipantau," sebut Maria.
(rns/fay)