Rusia menghancurkan satelit lama milik mereka dari zaman Uni Soviet, untuk menguji coba senjatanya berupa misil penghancur satelit. Tindakan itu menimbulkan kecaman luas di Amerika Serikat, termasuk dari Pentagon.
Seperti dikutip detikINET dari CNN, senjata anti satelit itu namanya misil DA-ASAT. Hancurnya satelit itu menimbulkan ribuan serpihan di antariksa dan dianggap berbahaya sampai jangka panjang.
"Serpihan yang diakibatkan oleh tes berbahaya dan tak bertanggungjawab ini sekarang akan mengancam satelit dan obyek angkasa lain yang vital bagi ekonomi, keamanan dan penelitian semua negara sampai dekade mendatang," kata Menlu AS, Anthony Blinken.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AS akan berkonsultasi dengan mitranya untuk merespons tindakan Rusia tersebut. Sedangkan juru bicara Pentagon, John Kirby, menyatakan bahwa yang paling dianggap mencemaskan adalah serpihan dari kehancuran satelit yang ditimbulkan oleh tembakan rudal Rusia.
"Kekhawatiran yang langsung muncul adalah serpihan-serpihan tersebut, yang sekarang ada di angkasa sana dan bisa menjadi ancaman termasuk pada International Space Station," katanya.
Pentagon pun mengawasi apa tujuan Rusia mengujicoba senjata itu dan kemampuan seperti apa yang ingin mereka capai.
"Kami mengawasi dari dekat kemampuan yang sepertinya ingin dikembangkan Rusia yang bisa saja menjadi ancaman bukan hanya pada keamanan nasional kita tapi juga negara lain yang ada misi di angkasa," tambah dia.
Tembakan rudal itu sejauh ini menghasilkan lebih dari 1.500 serpihan yang terdeteksi dan ratusan ribu serpihan kecil lainnya. Bos NASA, Bill Nelson, juga mengutarakan kekesalannya.
"Saya marah pada tindakan tak bertanggungjawab ini. Dengan sejarah antariksanya yang panjang, tak terpikir bahwa Rusia akan membahayakan tak hanya astronaut Amerika dan mitranya di ISS, tapi kosmonot mereka sendiri," sergahnya
(fyk/afr)