Temuan Lubang Raksasa di Kutub Utara Cemaskan Ilmuwan
Hide Ads

Temuan Lubang Raksasa di Kutub Utara Cemaskan Ilmuwan

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 22 Okt 2021 07:15 WIB
Lubang Kutub Utara
Lubang raksasa di Kutub Utara. Foto: USA Today
Kanada -

Pada sebuah area yang dikenal dengan nama Last Ice atau es terakhir di Arktik atau Kutub Utara, dijumpai sebuah lubang raksasa. Hal ini mencemaskan para ilmuwan di area itu karena biasanya, Last Ice memiliki es yang tebal.

Lubang di es tersebut, yang juga dikenal dengan nama polynya, berlokasi di pulau Ellesmere, pulau paling utara Kanada dan berada di sebelah barat Greenland. Periset dari University of Toronto-Mississauga menyebut lubang ini terbentuk pada Mei 2020.

Lubang itu sempat berekspansi sampai sepanjang 99 kilometer dan selebar 28 kilometer sebelum tertutup. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Geophysical Research Letters.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti dikutip detikINET dari USA Today, walaupun pada akhirnya lubang raksasa itu menutup sendiri, kejadian serupa sudah pernah terjadi. Melalui analisis data satelit, peristiwa serupa pernah terjadi di tahun 1988 dan 2004 silam.

"Belum pernah ada yang melihat polynya di area ini sebelumnya. Sukar untuk menggerakkan es di area itu karena tebal dan cukup banyak," cetus Kent Moore, periset Kutub Utara dari University of Toronto-Mississauga yang memimpin studi ini.

ADVERTISEMENT

Lubang raksasa semacam ini dapat terbentuk melalui dua cara. Pertama adalah air di bawah terlalu hangat atau ada angin uang menggerakkan es. Untuk kasus di Last Ice, kemungkinan karena ada kondisi angin ekstrem sehingga mampu memindahkan es yang tebal.

Hal tersebut dipandang mengkhawatirkan karena lubang raksasa terbentuk di area itu adalah hal langka. Angin di sana tidak sekuat di dekat pantai. Jadi kemungkinan esnya menjadi lebih tipis dari sebelumnya.

Kemungkinan telah terjadi perubahan lingkungan di Kutub Utara terkait pemanasan global yang menyebabkan lapisan es menipis dari sebelumnya. Ilmuwan memperkirakan jika temperatur udara terus naik, bisa jadi lubang raksasa yang terbentuk itu nantinya tidak dapat tertutup lagi.




(fyk/afr)