Lapisan es di Kutub Utara atau Arktik dikhawatirkan semakin rentan mencair seiring perubahan iklim dan pemanasan global. Selain berkontribusi pada kenaikan level air laut di berbagai belahan dunia, ada bahaya besar lain yang mungkin timbul dari fenomena ini.
Seperti dikutip detikINET dari Futurism, bahaya dimaksud adalah virus dan bakteri dari zaman kuno yang tersimpan di sana dan belum ditemukan. Dapat pula berupa sampah nuklir, menurut penelitian ilmuwan yang dipublikasikan di jurnal Nature Climate Change.
Selama ini, lapisan es Kutub Utara menjadi semacam tempat penyimpanan aktivitas industri dan tes nuklir yang diselenggarakan negara seperti Uni Soviet. Maka seandainya terus menerus mencair, material tersebut bisa lolos dan membahayakan lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, lebih dari 100 spesis mikroba dari jenis berbeda yang berada di Kutub Utara diketahui resisten dari pengobatan antibiotik. Maka jika bakteri semacam ini juga terlepas karena mencairnya es dan mulai menulari orang-orang, bisa dibayangkan bagaimana akibatnya.
Belum lagi ada banyak bakteri yang belum teridentifikasi dan tentu saja tidak diketahui cara menangkalnya jika menginfeksi manusia. Saat es mencair, bisa saja mereka terlepas secara simultan.
"Review ini mengidentifikasi bagaimana risiko-risiko lain bisa muncul dari Arktik yang terus memanas. Wilayah ini untuk waktu yang lama menjadi semacam freezer bagi beberapa hal yang berbahaya, tidak hanya gas rumah kaca," kata salah sat periset, Arwyn Edwards.
Faktor lain yang perlu diwaspadai adalah ada cukup banyak populasi manusia bermukim di Kutub Utara, termasuk para ilmuwan dan militer. Dalam skenario bakteri muncul dan mereka terkontaminasi, maka bahaya besar bisa terjadi sehingga perlu diantisipasi.
Simak video 'Antisipasi Perubahan Iklim Global, Udara Diubah Jadi Air':