Air Laut Teluk Jakarta Mengandung Paracetamol, Ini Dugaan Sumber dan Bahayanya

Tim - detikInet
Minggu, 03 Okt 2021 13:24 WIB
Air Laut Teluk Jakarta Mengandung Paracetamol, Ini Dugaan Sumber dan Bahayanya. Foto: (Dok. DLH DKI Jakarta)
Jakarta -

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hasil riset penelitian terhadap kualitas air laut di Teluk Jakarta, salah satunya yang bikin heboh terdapat kandungan paracetamol.

BRIN dan University of Brighton UK menginvestigasi beberapa kontaminan air dari empat lokasi di Teluk Jakarta yaitu: Angke, Ancol, Tanjung Priok, dan Cilincing; serta satu lokasi di pantai utara Jawa Tengah yakni Pantai Eretan.

Dari hasil riset BRIN tersebut ditemukan bahwa beberapa parameter nutrisi seperti Amonia, Nitrat, dan total Fosfat, melebihi batas Baku Mutu Air Laut Indonesia.

Dua Titik Air Laut Kandungan Paracetamol

Tim peneliti BRIN mengatakan air laut yang mengandung paracetamol berada di dua titik, yakni muara Sungai Angke (610 ng/L) dan muara Sungai Ciliwung Ancol (420 ng/L), yang mana kedua sungai tersebut mengalir ke Teluk Jakarta.

Peneliti Oseanografi BRIN Prof. Zainal Arifi mengatakan, konsentrasi Parasetamol yang cukup tinggi, meningkatkan kekhawatiran tentang risiko lingkungan yang terkait dengan paparan jangka panjang terhadap organisme laut di Teluk Jakarta.

"Kami melakukan dua lokasi utama, yaitu di Teluk Jakarta dan Teluk Eretan. Kosentrasi paracetamol tertinggi ditemukan dipesisir Teluk Jakarta, sedangkan di Teluk Eretan tidak terdeteksi alat," ujar Zainal dalam keterangan tertulisnya.

Sebagai informasi, parasetamol merupakan salah satu kandungan yang berasal dari produk obat atau farmasi yang sangat banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia secara bebas tanpa resep dokter.

Dugaan Sumber Limbah Paracetamol

Zainal menjelaskan, bahwa secara teori sumber sisa paracetamol yang ada di perairan teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber, yaitu: ekresi akibat konsumsi masyarakat yang berlebihan; rumah sakit, dan industri farmasi.

"Dengan jumlah penduduk yang tinggi di kawasan Jabodetabek dan jenis obat yang dijual bebas tanpa resep dokter, memiliki potensi sebagai sumber kontaminan diperairan," ungkapnya.

"Sedangkan sumber potensi dari rumah sakit dan industri farmasi dapat diakibatkan sistem pengelolaan air limbah yang tidak berfungsi optimal, sehingga sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sungai dan akhirnya ke perairan pantai," tutur Zainal.

Halaman berikutnya bahaya limbah paracetamol, penelitan lanjutan dan solusinya



Simak Video "Kenaikan Muka Air Laut Pasifik Lampaui Rerata Global, PBB: Situasi Gila"

(agt/agt)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork