Proses evakuasi masih terus dilakukan di Afghanistan, meski di saat bersamaan dihantui akan serangan Taliban. Foto satelit memperlihatkan situasi mencekam di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan.

Berbagai negara, salah satunya juga Amerika Serikat (AS) terus berupaya melakukan evakuasi menjelang berakhirnya periode evakuasi pada 31 Agustus mendatang.

Gambar satelit yang dioperasikan oleh Maxar Technologies menunjukkan pemandangan bandara pada Jumat (27/8) yang dipenuhi warga. Mereka berkerumun untuk meminta diangkut ke luar dari negaranya.

Proses evakuasi terus dilakukan di bandara Kabul, Afghanistan. Foto: Maxar Technologies

Dari foto yang dijepret satelit WorldView-1 Maxar itu tampak banyak manusia menyemut di wilayah bandara Kabul.

"Bisa dilihat banyak orang-orang bersiap diangkut di pesawat C-17, kerumunan berada di gerbang barat laut ke bandara, sementara gerbang masuk lainnya jumlah orangnya jauh lebih sedikit daripada hari-hari sebelumnya," tulis Maxar dikutip dari Space, Senin (30/8/2021).

Setidaknya ada tujuh foto yang diambil Maxar yang menggambarkan situasi evakuasi oleh Militer AS pada akhir pekan lalu dari Afghanistan.

Proses evakuasi terus dilakukan di bandara Kabul, Afghanistan. Foto: Maxar Technologies

Adapun foto ini diambil satu hari setelah terjadinya bom bunuh diri yang menewaskan sebanyak 170 warga sipil dan 13 anggota militer AS di Gerbang Abbey bandara Kabul.

Serangan bom pada Kamis (26/8) malam waktu setempat menunjukkan risiko tinggi yang dihadapi dalam proses evakuasi di bandara Kabul. Disebutkan AS bahwa sedikitnya 105.000 orang telah dievakuasi dari Afghanistan sejak operasi dimulai pada pertengahan Agustus ketika Taliban mengambil alih kekuasaan.

Jenderal Taylor menyebut 12.500 orang dievakuasi dalam 24 jam terakhir, dengan menggunakan 89 penerbangan AS dan koalisi.

Dalam pernyataan pada Jumat (27/8) waktu setempat, Pentagon atau Departemen Pertahanan AS mengungkapkan masih ada sekitar 5.400 orang di dalam bandara Kabul yang menunggu dievakuasi. Ditegaskan Jenderal Taylor bahwa AS akan mengevakuasi orang-orang hingga saat-saat terakhir.