Virus Baru pada Lumba-lumba Ancam Musnahkan Mamalia Laut
Hide Ads

Virus Baru pada Lumba-lumba Ancam Musnahkan Mamalia Laut

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 15 Agu 2021 06:15 WIB
Sekawanan Ikan Lumba-lumba
Virus Baru pada Lumba-lumba Ancam Musnahkan Mamalia Laut. Foto: Associated Press
Jakarta -

Jenis virus yang belum pernah terlihat sebelumnya, teridentifikasi pada lumba-lumba di Hawaii, Amerika Serikat. Para ilmuwan khawatir virus itu berpotensi menyebabkan wabah yang lebih luas dan kematian massal mamalia laut.

Dalam jurnal Nature Scientific Reports, para ilmuwan di University of Hawaii di Mānoa Health and Stranding Lab, melakukan otopsi terhadap lumba-lumba Fraser yang terdampar di Maui pada tahun 2018.

Lumba-lumba tersebut adalah jantan muda yang relatif tampak sehat. Namun saat diteliti, banyak jaringannya menunjukkan tanda-tanda infeksi. Dari jaringannya ini, para peneliti dapat mengisolasi virus morbilli baru yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Lumba-lumba Fraser yang terdampar pada tahun 2018 mengungkapkan adanya jenis virus morbilli yang baru dan sangat berbeda di perairan Hawaii yang sebelumnya tidak kami sadari," kata Kristi West, penulis utama studi ini, dan peneliti asosiasi di UH Mānoa's Hawaii Institute of Marine Biology, dikutip dari IFL Science.

Virus morbilli adalah genus virus yang luas yang menyebabkan campak pada manusia, distemper pada anjing dan kucing, dan rinderpest pada sapi. Cetacean morbillivirus, yang tidak dapat menginfeksi manusia, sebelumnya telah diidentifikasi pada lumba-lumba, paus, dan mamalia laut lainnya di seluruh dunia dan mereka telah diketahui mendatangkan malapetaka pada populasi.

ADVERTISEMENT

Pada tahun 2013, dua jenis virus morbili ditemukan pada lumba-lumba di Pasifik selatan. Penyebaran virus ini menyebabkan kematian setidaknya 50 lumba-lumba di Australia Barat dan lebih dari 200 lumba-lumba di Brasil.

Cetacean morbillivirus baru sejauh ini hanya ditemukan pada satu lumba-lumba. Namun para peneliti menjelaskan bahwa mereka hanya menemukan kurang dari 5% cetacea yang mati di perairan Hawaii, sehingga skala masalahnya tidak jelas.

Penemuan virus morbilli baru pada lumba-lumba Fraser sangat memprihatinkan karena mereka adalah spesies pelagis yang bermigrasi di antara laut terbuka dan sistem pesisir. Lumba-lumba Fraser juga merupakan spesies yang sangat sosial yang berinteraksi erat dengan populasi cetacea lainnya.

Oleh karena itu, risiko virus yang beredar di Pasifik tengah dan mungkin di luarnya merupakan kemungkinan yang mengkhawatirkan. Jika menjadi kenyataan, maka hal itu tidak hanya akan menjadi peristiwa kematian massal. Kita mungkin akan melihat beberapa spesies lebih cepat menuju kepunahan.

"Ini juga penting bagi kami di Hawaii, karena kami memiliki banyak spesies lumba-lumba dan paus lainnya, sekitar 20 spesies yang menjadikan Hawaii sebagai rumah, yang mungkin juga rentan terhadap wabah virus ini," jelas West.

"Contohnya adalah paus pembunuh palsu yang terancam punah, di mana diperkirakan hanya tersisa 167 individu. Jika virus morbilli menyebar melalui populasi, itu tidak hanya akan menimbulkan rintangan besar bagi pemulihan populasi, tetapi juga bisa menjadi ancaman kepunahan," tutupnya.




(rns/agt)