Asal Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Terungkap
Hide Ads

Asal Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Terungkap

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 11 Agu 2021 17:47 WIB
Dinosaurus tetap ada dan hidup berdampingan dengan manusia jika asteroid tak menghantam bumi?
Asal Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus Terungkap. (Foto: BBC Karangan Khas)
Jakarta -

Sekitar 66 juta tahun lalu, asteroid dengan lebar diperkirakan 9,6 kilometer menabrak Bumi. Tabrakan asteroid ini memicu serangkaian peristiwa dahsyat yang mengakibatkan musnahnya dinosaurus. Kini, para ilmuwan mengungkap dari mana objek itu berasal.

Menurut penelitian terbaru, tumbukan itu disebabkan oleh asteroid primitif gelap raksasa dari bagian terluar sabuk asteroid utama tata surya, yang terletak di antara Mars dan Jupiter. Wilayah ini adalah rumah bagi banyak asteroid gelap.

Pengertian gelap di sini artinya batuan luar angkasa tersebut memiliki susunan kimiawi yang membuatnya tampak lebih gelap, memantulkan sangat sedikit cahaya dibandingkan dengan jenis asteroid lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memiliki kecurigaan bahwa bagian luar sabuk asteroid. Di situlah asteroid primitif yang gelap berada, mungkin menjadi sumber penting dari penabrak terestrial," kata David NesvornΓ½, seorang peneliti dari Southwest Research Institute di Colorado, yang memimpin penelitian ini, dikutip dari Live Science, Rabu (11/8/2021).

Petunjuk tentang objek yang memusnahkan era dinosaurus non-unggas sebelumnya telah ditemukan terkubur di kawah Chicxulub, sebuah lubang berdiameter 145 km di Semenanjung Yucatan Meksiko. Lubang ini merupakan bekas tabrakan objek.

ADVERTISEMENT

Analisis geokimia kawah telah menunjukkan bahwa objek yang terkena dampak adalah bagian dari kelas chondrites berkarbon, yaitu kelompok primitif meteorit yang memiliki rasio karbon relatif tinggi dan kemungkinan terbentuk sangat awal dalam sejarah tata surya.

Berdasarkan pengetahuan ini, para ilmuwan sebelumnya telah mencoba untuk menentukan asal penabrak, tetapi banyak teori akhirnya gugur seiring waktu. Para peneliti menduga si penabrak ini berasal dari keluarga asteroid bagian dalam sabuk asteroid utama. Namun pengamatan lanjutan dari asteroid tersebut menemukan bahwa mereka tidak memiliki komposisi yang tepat.

Studi lain, yang diterbitkan pada Februari di jurnal Scientific Reports menyebutkan, dampak itu disebabkan oleh komet periode panjang. Tetapi kemudian penelitian itu mendapat kecaman.

Dalam studi baru yang diterbitkan jurnal Icarus ini, para peneliti mengembangkan model komputer untuk melihat seberapa sering asteroid sabuk utama melarikan diri ke Bumi dan apakah pelarian tersebut dapat disebut sebagai penyebab terjadinya kecelakaan yang mengakhiri era dinosaurus.

Berdasarkan model simulasi selama ratusan juta tahun, tampak bahwa gaya termal dan tarikan gravitasi dari planet secara berkala melontarkan asteroid besar keluar dari sabuk. Rata-rata, sebuah asteroid dengan lebar lebih dari 9,6 kilometer dari tepi luar sabuk terlempar ke jalur tabrakan dengan Bumi setiap 250 juta tahun sekali.

Perhitungan ini membuat peristiwa seperti itu lima kali lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya dan konsisten dengan bukti kawah Chicxulub yang terbentuk 66 juta tahun lalu. Kawah ini merupakan satu-satunya kawah tumbukan yang diketahui diperkirakan telah dihasilkan oleh asteroid sebesar itu dalam 250 juta tahun terakhir.

Selanjutnya, model tersebut melihat distribusi penabrak 'gelap' dan 'terang' di sabuk asteroid dan menunjukkan setengah dari asteroid yang dikeluarkan adalah chondrites berkarbon gelap, yang cocok dengan jenis yang diduga menyebabkan terbentuknya kawah Chicxulub.

"Ini adalah makalah yang sangat bagus. Saya pikir mereka membuat argumen yang bagus mengapa penabrak Chicxulub bisa datang dari bagian tata surya itu," komentar Jessica Noviello dari Universities Space Research Association di NASA Goddard Space Flight Center yang tidak terlibat dalam penelitian.

Selain mungkin menjelaskan asal usul pembentuk kawah Chicxulub, temuan ini juga membantu para ilmuwan memahami asal-usul asteroid lain yang telah menghantam Bumi lebih jauh di masa lalu. Tak satu pun dari dua kawah tumbukan terbesar lainnya di Bumi, kawah Vredefort di Afrika Selatan dan Cekungan Sudbury di Kanada, diketahui asal-usul penabraknya. Hasil penelitian ini juga dapat membantu para ilmuwan memprediksi dari mana objek penabrak raksasa di masa depan mungkin berasal.

"Kami menemukan sekitar 60% penabrak terestrial besar berasal dari bagian luar sabuk asteroid, dan sebagian besar asteroid di zona itu gelap atau primitif. Jadi ada kemungkinan 60% (sebanyak 3 dari 5) bahwa yang berikutnya akan datang dari wilayah yang sama," kata Nesvorn.




(rns/fay)