Mutasi Virus Corona Berbahaya Bisa Tulari Hewan Peliharaan
Hide Ads

Mutasi Virus Corona Berbahaya Bisa Tulari Hewan Peliharaan

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 10 Agu 2021 16:42 WIB
Kabar dua ekor harimau di Ragunan terpapar virus Corona curi atensi publik. Diketahui, ini bukan kali pertama kasus infeksi virus Corona ditemukan pada hewan.
Kabar dua ekor harimau di Ragunan terpapar virus Corona curi atensi publik. Diketahui, ini bukan kali pertama kasus infeksi virus Corona ditemukan pada hewan. Foto: ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Jakarta -

Ilmuwan menyebut pemangku kebijakan mungkin harus mempertimbangkan untuk memusnahkan atau memvaksinasi hewan guna mencegah mutasi virus Corona berbahaya yang bisa melompat kembali ke manusia.

Pernyataan ini adalah bagian dari laporan terbaru dari Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) tentang evolusi jangka panjang SARS-CoV-2. Bukti bahwa kucing dapat terinfeksi SARS-CoV-2, virus penyebab COVID, muncul pada awal April 2020 dari Wuhan, China. Bukti bahwa mereka juga dapat menularkan infeksi ke kucing lain dalam kondisi tertentu muncul di bulan yang sama.

Setelah itu, seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (10/8/2021) terkonfirmasi pula infeksi pada cerpelai di Denmark dan Belanda, pada sejumlah kucing besar di kebun binatang, pada anjing, musang dan berbagai spesies lainnya. Perlu juga diingat bahwa sumber SARS-CoV-2 mungkin adalah kelelawar, dan spesies satwa liar lainnya juga dapat menularkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Infeksi beberapa spesies ini dengan SARS-CoV-2 dapat menyebabkan penyakit yang sebenarnya, menciptakan masalah bagi kedokteran hewan, kesejahteraan atau konservasi. Lebih luas lagi, penularan ke atau dari hewan pendamping yang menghabiskan banyak waktu atau kontak dekat dengan manusia juga menghadirkan masalah tambahan dalam upaya mengendalikan pandemi pada manusia.

Misalnya, jika penularan antara manusia dan kucing terjadi dengan mudah, maka mengendalikan pandemi pada manusia mungkin memerlukan tindakan untuk mencegahnya dan itu mungkin termasuk memvaksinasi dan mengkarantina kucing.

ADVERTISEMENT

Ada bukti untuk penularan dari manusia ke kucing tetapi sangat sedikit bukti untuk penularan dari kucing ke manusia. Juga, tidak ada banyak bukti penularan antar kucing dalam situasi normal (tidak di laboratorium).

Sejauh ini, kita berisiko jauh lebih besar terpapar dari keluarga dan teman dibandingkan hewan peliharaan. Meski demikian, ilmuwan menyebutkan bahwa para pemangku kepentingan perlu mempertimbangkan kemungkinan skenario semacam ini di masa depan, dan kemungkinan varian baru muncul pada hewan.




(rns/fay)