Superkomputer Tercepat Dunia Dipakai Buat Terapi COVID-19
Hide Ads

Superkomputer Tercepat Dunia Dipakai Buat Terapi COVID-19

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 23 Jun 2021 17:45 WIB
teknologi covid
Fujitsu Sebarkan Superkomputer Tercepat Dunia untuk Terapi COVID-19. Foto: Bio Spectrum Asia
Jakarta -

Fujitsu Japan Limited mengumumkan bahwa mereka akan memulai proyek penelitian baru yang berkaitan dengan COVID-19. Tim peneliti dipimpin oleh Research Center for Advanced Science and Technology (RCAST) di University of Tokyo.

Penelitian ini memanfaatkan superkomputer tercepat di dunia yang diberi nama Fugaku. Superkomputer ini dikembangkan bersama oleh RIKEN dan Fujitsu. Nantinya, penelitian akan memanfaatkan Fugaku untuk mengidentifikasi senyawa penghambat molekul kecil yang dapat digunakan sebagai obat potensial dalam pengobatan COVID-19.

Tak hanya itu, seperti dikutip dari Bio Spectrum Asia, penelitian ini juga mengklarifikasi mekanisme molekuler yang menghambat infeksi COVID-19, yang pada akhirnya mengarah pada pengembangan obat terapeutik molekul kecil. Studi skala penuh dimulai pada 22 Juni 2021, dan akan berlanjut hingga Maret 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fujitsu dan RCAST akan memanfaatkan teknologi penemuan obat IT dengan fokus pada teknologi pembuatan senyawa penghambat dan teknologi simulasi molekuler yang secara tepat mewakili keadaan molekul, melakukan perhitungan pada Fugaku untuk mengidentifikasi senyawa penghambat berdasarkan perilaku dinamis protein virus, serta untuk memprediksi sifat-sifat mutasi di masa depan.

Dengan memanfaatkan Fugaku, simulasi molekuler untuk protein virus dan formulasi senyawa penghambat dapat dipercepat, memperjelas kompleksitas keadaan pengikatan dan interaksi antara protein virus dan senyawa penghambat, dengan tujuan untuk mengidentifikasi senyawa penghambat yang dapat mengarah pada obat terapeutik pada tahap awal.

ADVERTISEMENT

Ke depannya, Fujitsu akan terus memanfaatkan kekuatan superkomputer dan teknologi simulasi molekuler karena berupaya untuk segera memenuhi kebutuhan terapi potensial untuk COVID-19.




(rns/fyk)