Pada 21 Juni 2021, belahan Bumi utara akan mengalami hari terpanjang dalam setahun, yaitu hari ketika Kutub Utara paling condong ke Matahari. Peristiwa tahunan ini disebut titik balik Matahari musim panas atau summer solstice bagi yang berada di belahan Bumi utara.
Selain menjadi hari penting dalam fenomena astronomi tahunan, summer solstice menjadi waktu yang populer untuk mengunjungi salah satu peninggalan bersejarah di dunia. Berikut ini lima fakta menarik tentang titik balik Matahari.
1. Waktu terpanas musim panas setelah titik balik Matahari
Tidak ada tanggal lain di kalender yang mendapatkan lebih banyak sinar Matahari dibandingkan dengan titik balik Matahari musim panas. Namun, ini bukan hari terpanas dalam setahun bagi kebanyakan dari kita di belahan Bumi utara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hari-hari di belahan Bumi utara memang semakin pendek setelah titik balik Matahari. Namun, selama beberapa minggu di bulan Juni, Juli dan Agustus, belahan bBumi masih akan menerima lebih banyak panas di siang hari. Itulah sebabnya suhu di belahan Bumi bagian utara cenderung naik pada pertengahan hingga akhir musim panas.
Sebagian besar benua yang berada di belahan utara, akan mengalami hari terpanas pada tahun tertentu di beberapa titik antara awal Juli dan pertengahan Agustus. Di beberapa negara, hari-hari terpanas biasanya terjadi di bulan September.
2. Siang hari, Matahari lebih seperti rasi Taurus ketimbang Cancer
Planet kita berputar pada porosnya dengan sudut 23,5 derajat. Pada titik balik Matahari Juni, belahan Bumi utara mendapat lebih banyak paparan sinar Matahari daripada hari-hari lain dalam setahun.
Ini juga merupakan hari di mana Matahari mencapai titik tertinggi di atas cakrawala. Pada siang hari, Matahari akan berada tepat di atas Tropic of Cancer. Itu adalah garis lintang yang terletak kira-kira 23,5 derajat di utara khatulistiwa.
Fenomena serupa terjadi pada titik balik Matahari Desember, ketika matahari menyentuh Tropic of Capricorn, garis selatan yang terletak 23,5 derajat di bawah khatulistiwa. Namun 2.000 tahun lalu, Matahari biasa melintas di depan konstelasi Cancer (Tropic of Cancer) saat summer solstice. Sekarang, Matahari bersinar lebih dekat ke Taurus.
3. Lingkaran Arktik disinari Matahari selama 24 jam
Arctic Circle atau Lingkaran Arktik merupakan daerah bergerak yang parameternya yang ditentukan oleh solstices. Para ilmuwan mendefinisikan bentangan ini sebagai "garis lintang di mana Matahari tidak terbenam pada titik balik Matahari musim panas dan tidak terbit pada titik balik Matahari musim dingin."
Jadi, selama titik balik Matahari bulan Juni, seluruh wilayah lingkaran melewati sinar Matahari selama dua puluh empat jam. Sebaliknya, wilayah ini harus menanggung hari yang penuh kegelapan ketika titik balik Matahari Desember tiba. Fenomena ini mengundang turis berduyun-duyun menyaksikan Matahari terik di tengah malam.
Untuk diketahui, kemiringan sumbu Bumi bergeser secara bertahap dari waktu ke waktu. Saat ini, Lingkaran Arktik terletak sedikit lebih tinggi dari 66 derajat di atas khatulistiwa, tetapi bergerak ke utara dengan kecepatan sekitar 14 hingga 15 meter per tahun. Di masa depan, wisatawan yang ingin menyaksikan Matahari tengah malam di wilayah ini perlu menyesuaikan rencana mereka dengan matang.
4. Beberapa planet menunggu puluhan tahun di antara summer solstice
Uranus memiliki kemiringan sumbu 98 derajat yang menakjubkan. Karena hal ini, dan fakta bahwa planet tersebut membutuhkan waktu sekitar 84 tahun Bumi untuk melakukan satu putaran mengelilingi Matahari, musim-musim di sana menjadi sangat panjang.
Astronom Jean Meeus menghitung bahwa titik balik Matahari musim panas terakhir di belahan Bumi utara Uranus terjadi pada tahun 1985, dan titik balik Matahari musim dingin berikutnya di utara sampai tahun baru akan terjadi di tahun 2030. Bandingkan dengan Bumi, yang melihat titik balik Matahari setiap enam bulan.
5. Merayakan Litha
Setiap musim panas, ribuan orang datang untuk menyaksikan Matahari terbit di atas Stonehenge. Pada hari yang mengalami siang terpanjang dalam setahun ini, orang-orang dan wisatawan berkumpul di situs keajaiban kuno setiap titik balik Matahari bulan Juni terjadi untuk merayakan Litha, hari libur suci untuk menghormati datangnya pertengahan musim panas.
Namun karena pandemi COVID-19, perayaan tahunan ini dibatalkan. Stonehenge sendiri bisa jadi adalah kalkulator astronomi kuno. Saat summer solstice, sepasang parit yang mengarah ke monumen akan membentuk jalan yang sejajar dengan posisi Matahari saat pagi hari titik balik Matahari.
(rns/rns)