Hari ini, tepatnya 21 Juni 2021, ada fenomena astronomi titik balik Matahari. Apa itu fenomena titik balik Matahari dan apa yang akan terjadi?
Dikutip dari website Pusat Sains dan Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dijelaskan bahwa titik balik Matahari di bulan Juni adalah kondisi ketika Matahari berada paling utara dari ekuator ketika tengah hari.
![]() |
"Fenomena ini disebut sebagai Solstis Juni atau titik balik Matahari di bulan Juni. Solstis Juni umumnya terjadi antara tanggal 20-21 Juni dan bergeser dalam waktu ratusan hingga ribuan tahun," tulis peneliti Pussainsa LAPAN Andi Pangerang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pergeseran ini disebabkan oleh presesi apsidal, yaitu bergesernya titik perihelion Bumi (titik terdekat Bumi dari Matahari) terhadap titik pertama Aries/Hamal. Presesi apsidal ini memiliki siklus 21.000 tahun.
Durasi siang lebih lama
Ketika Solstis Juni atau titik balik Matahari di bulan Juni terjadi, belahan Bumi utara akan lebih condong dan lebih "dekat" ke arah Matahari. Sehingga, radiasi Matahari yang diterima lebih besar dan lebih lama dibandingkan dengan belahan Bumi Selatan untuk waktu yang sama.
"Hal ini juga dapat mempengaruhi durasi siang, atau lazim disebut daylight bagi belahan Bumi Utara. Durasi siang adalah selang waktu antara terbit Matahari hingga terbenam Matahari," urainya.
![]() |
Dia menambahkan, garis lintang tempat Matahari tepat berada di atas kepala ketika Solstis Juni atau titik balik Matahari 21 Juni terjadi disebut sebagai garis balik utara (tropic of cancer), terletak di 23,4 derajat lintang utara. Kota yang dilalui garis balik utara ini salah satunya Muscat di Oman.
Berikut ini durasi siang ketika titik balik Matahari 21 Juni di beberapa wilayah di Indonesia:
- Kupang, NTT (belahan Bumi selatan): 11,5 jam
- Pulau Jawa ( belahan Bumi selatan): 11,65 - 11,75 jam
- Pontianak, Kalimantan Barat (ekuator): 12,1 jam
- Sabang, Aceh (belahan Bumi utara): 12,5 jam.
(rns/rns)