Ribuan hewan liar dijual di pasar Wuhan dalam beberapa bulan sebelum wabah COVID-19, menurut laporan terbaru. Temuan ini dilakukan oleh peneliti China dan Inggris yang menyoroti skala perdagangan spesies liar dan kondisi buruk di mana mereka disimpan.
Hewan-hewan yang dijual termasuk spesies yang diketahui rentan terhadap virus corona seperti luwak, cerpelai dan rakun, tapi bukan kelelawar atau trenggiling. Hewan lainnya adalah tupai, burung dan juga reptil. Diperkirakan ada lebih dari 47 ribu hewan liar yang dijual semenjak dua setengah tahun sebelum pandemi.
7 dari pedagang-pedagang yang dimonitor berada di Huanan Seafood Wholesale Market yang dikaitkan dengan sejumlah kasus COVID-19 di akhir 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip dari Aninews, ada rata-rata 1.100 hewan yang berada di pergerakan pasar kota per bulannya. Para peneliti menggambarkannya sebagai potensi penyebaran penyakit dan pada dasarnya ilegal.
"Hampir semua hewan yang dijual masih hidup, dikurung, ditumpuk dalam kondisi buruk. Banyak toko menawarkan layanan pemotongan, siap di tempat, dengan implikasi kesehatan makanan dan kesejahteraan hewan yang pertanyakan," kata peneliti dari China West Normal University dan Oxford Univesity.
Hingga saat ini, asal mula penyebaran virus SARS-CoV-2 masih jadi pertanyaan. Zhou Zhao-min salah satu penulis penelitian mengatakan untuk sementara data mereka tidak dapat dipublikasikan karena dalam proses review.
Penelitian ini sempat ditolak oleh beberapa jurnal internasional sebelum akhirnya masuk ke Scientific Reports pada Oktober.
"Saya harap daya ini bisa membantu melacak asal SARS-CoV-2. Sebagai contoh, cerpelai dijual pada pasar ini sementara SARS-CoV-2 telah dilaporkan ada di perternakan cerpelai di Eropa dan Amerika Utara," tambah Zhou.
Sebelumnya, pemerintah China mengatakan hanya hewan beku yang ditemukan di pasar Huanan dan telah dites pada dan tutup pada 1 Januari 2020.
Laporan WHO berdasarkan informasi dari pemerintah China mengatakan hanya ada ular, buaya dan salamander yang dijual hidup-hidup pada akhir Desember 2019. Diketahui hewan yang disebutkan itu tidak rentan terkena COVID-19.
(ask/fay)