Langit Beijing sedang kondisi anomali, di mana warnanya menjadi kekuningan. Tak hanya itu, Matahari pun berubah warnanya jadi biru. Ada apa di balik situasi yang seperti berada di dalam film fiksi ilmiah ini?
Rupanya sedang ada badai pasir yang cukup dahsyat melanda ibu kota China tersebut. Debu tebal menaungi dan mengandung partikel sangat berbahaya. Badai pasir itu disebabkan angin yang menerjang Mongolia dan wilayah barat laut China.
Dikutip detikINET dari Guardian, Senin (29/3/2021) jarak pandangan mata di Beijing pun menurun, sementara beberapa gedung pencakar langit jadi samar-samar. Sedangkan para pejalan kaki harus sering menutup mata agar tak kemasukan partikel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ilmuwan di China Meteorological Administration telah mengeluarkan peringatan bahwa badai pasir menyebar dari Mongolia ke beberapa provinsi China termasuk Inner Mongolia, Shanxi, Liaoning dan Hebei, yang berada di sekitar Beijing.
Blue sun in Beijing's sand storm today. The left pic is the Forbidden City and the right pic is CBD pic.twitter.com/5CbDFHHjNZ
ADVERTISEMENTβ Zhou Lei (@ZhouLeiArt) March 28, 2021
Akibat badai pasir, level polusi udara di Beijing terpantau telah mencapai level maksimum 500. Sedangkan level polutan PM10, yang bisa sampai ke paru-paru manusia, telah menembus 2.000 mikrogram per meter kubik.
Tidak hanya itu, level PM2.5, partikel lebih kecil yang bisa menyusup ke aliran darah manusia, mencapai 462. Padahal rekomendasi WHO adalah konsentrasi harian PM2.5 tidak melebihi angka 25.
Menurut China Meteorological Administration, badai pasir yang berasal dari Mongolia ini dipicu oleh temperatur yang relatif lebih hangat dan menurunnya curah hujan. "Dinamika antara badai pasir dan penyebaran debu dalam kondisi mendukung," kata Zhang Tao, ilmuwan cuaca China.
Daerah utara dan barat laut China juga lebih sedikit turun hujan dan salju tahun ini sehingga suhu sejak Februari lebih tinggi, membuat cuaca berdebu dan ditambah lagi angin yang menerpa lebih kencang. Badai pasir pun jadi masalah besar.
(fyk/fay)