Jupiter Disebut Penyebab Ada Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus
Hide Ads

Jupiter Disebut Penyebab Ada Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 17 Feb 2021 13:45 WIB
Dinosaurus punah
Jupiter Disebut Penyebab Kedatangan Asteroid yang Musnahkan Dinosaurus (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Salah satu misteri tertua di galaksi ini mungkin akhirnya terpecahkan berkat simulasi pendeteksian bertenaga super dari Harvard University. Dari simulasi ini, Jupiter disebut bertanggung jawab atas kemunculan asteroid yang memusnahkan dinosaurus.

Dikutip dari The Next Web, Rabu (17/2/2021) penelitian ini mengungkap asal muasal kawah Chicxulub. Para ahli sejak lama meyakini bahwa mayoritas spesies dinosaurus punah setelah asteroid besar menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu dan menyisakan kawah Chicxulub dekat Meksiko.

Namun sebuah teori baru meyakini bahwa kepunahan dinosaurus bukanlah disebabkan hantaman batuan tunggal dari luar angkasa, melainkan potongan dari benda yang jauh lebih besar, berasal dari pinggiran tata surya. Selain itu, mereka juga percaya benda tersebut berhasil menabrak Bumi setelah Jupiter mengganggu lintasan aslinya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kata lain, jika diibaratkan, Jupiter yang melemparkan batu tersebut dan berhasil. Tarikan gravitasi raksasa gas tersebut, menurut simulasi Harvard, cukup untuk menjatuhkan komet dari jalurnya dan membuatnya meluncur ke Bumi.

Sebelum terjadi tumbukan, bongkahan aslinya pecah dan untungnya hanya 'sebagian kecil' yang berhasil menghantam Bumi. Bagian 'kecil' itu berada di suatu tempat dengan lebar sekitar 80 km dan meninggalkan kawah sedalam 20 km hingga 30 km.

ADVERTISEMENT

Dampaknya, hantaman ini mendatangkan malapetaka di permukaan laut, mengirimkan gelombang tsunami dahsyat, menyebabkan kebakaran hutan, dan menyelimuti Bumi dalam atmosfer jelaga dan curah hujan yang hebat. Akibat dari bencana global ini, sebagian besar makhluk punah, dan era dinosaurus berakhir.

Tapi dari mana asal asteroid itu? Ilmuwan di masa lalu percaya bahwa asteroid tersebut berasal dari sabuk di antara Jupiter dan Mars. Namun penelitian baru menunjukkan hal tersebut sangat tidak mungkin.

Berdasarkan susunan kimiawi dari endapan tabrakan yang ditemukan di kawah tempat asteroid itu dan asteroid lain dengan ukuran yang sama atau lebih besar telah menghantam, para ilmuwan yakin kemungkinan besar mereka berasal dari awan Oort, pita jauh planetisme yang berada di tepi tata surya kita.

Tim Harvard menemukan ini semua dengan menguji teori mereka terhadap simulasi komputer untuk memahami jalur yang harus diambil asteroid sehingga berdampak dahsyat pada planet kita.

"Dengan menggunakan analisis statistik dan simulasi gravitasi, sebagian besar jenis komet yang berasal dari awan Oort, bola puing di tepi tata surya, terhempas oleh gravitasi Jupiter. Gaya pasang surutnya menghancurkan potongan-potongan batu dan meningkatkan laju komet karena fragmen ini melintasi orbit Bumi dan menghantam planet setiap 250 hingga 730 juta tahun atau lebih," tulis mereka.

Mereka mengklaim bukti komposisi mendukung pemodelan mereka dan tahun benda tersebut menghantam Bumi pun mendukung perhitungan mereka pada tingkat dampak komet seukuran kawah Chicxulub. Jika diproduksi dengan cara yang sama, mereka mengatakan benda tersebut akan menyerang Bumi setiap 250.000 hingga 730.000 tahun sekali.

Para peneliti mengatakan, pemahaman semacam ini tidak hanya penting untuk memecahkan misteri sejarah Bumi, tetapi bisa menjadi sangat penting jika peristiwa seperti itu mengancam planet ini lagi.




(rns/fay)