Analisa Berbagai Suara Dentuman Misterius di Indonesia
Hide Ads

Analisa Berbagai Suara Dentuman Misterius di Indonesia

Aisyah Kamaliah - detikInet
Minggu, 31 Jan 2021 18:37 WIB
Petugas mengukur panjang amplitudo letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) dari data rekam seismograf di Pos Pengamatan GAK Pasauran, Serang, Banten, Kamis (27/12/2018). PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) menaikan status GAK dari WASPADA ke level SIAGA sejak Kamis (27/12) karena frekwensi letusan meningkat dengan amplitudo rata-rata 25 milimeter diiringi dentuman cukup keras. ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/hp.
Suara dentuman yang sempat viral di Indonesia. Foto: Seismograf, alat perekam gempa (ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman)
Jakarta -

Dentuman terdengar beberapa kali di Indonesia bahkan sejak awal 2021, paling baru adalah yang dilaporkan warga Sukabumi pada Sabtu (31/1/2021).

Ini bukan kali pertama suara dentuman viral. Sejumlah suara dentuman di Indonesia ini juga pernah bikin geger. Berikut ini di antaranya dan analisa kemungkinan penyebabnya:

1. Dentuman di Surabaya: Kegiatan AL

Suara dentuman dilaporkan warga Surabaya dan mereka ramai memperbincangkan suara dentuman pagi pukul 06.24 WIB, Sabtu (30/1). Saking kerasnya, suara tersebut terdengar dari Surabaya Utara hingga tengah kota.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam wawancara bersama detikcom, Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Kompol Anggi Saputra menjelaskan suara dentuman itu dari Akademi Angkatan Laut (AAL). Sebab pihaknya telah mendapat informasi terkait adanya kegiatan di sana.

"Itu (suara dentuman) dari AAL. Sudah, kita sudah diberitahu informasinya sebelumnya," beber Anggi kepada detikcom, Sabtu (30/1/2021).

ADVERTISEMENT

2. Suara dentuman di Bandung: Gas

Beberapa tahun lalu tepatnya 2011, dentuman keras juga terdengar di kawasan Jalan Asia Afrika Bandung. Dentuman itu dikabarkan cukup besar dan terjadi pada Sabtu 21 Mei 2011 pukul 22.45 WIB di sekitar Museum Asia Afrika Bandung.

"Kaca ATM sampai bergetar. Saya cek keluar tidak ada apa-apa, asapnya juga tidak ada. Saya juga cek ke dalam bank tapi tidak ada apa-apa," kata penjaga keamanan Bank OCBC NISP, Yusuf kala itu.

Kepala Bidang Pengamatan Gempa Bumi dan Gerakan Tanah PVMBG saat itu, I Gede Swantika, menyatakan dentuman itu bukan fenomena geologi. Menurutnya di lokasi tersebut di bawah tanah terdapat lorong yang menghubungkan antara Gedung Merdeka dan Bank NISP. Lorong itu peninggalan zaman Belanda, namun saat ini sudah tidak difungsikan lagi.

"Kita memperkirakan dentuman keras itu dari semacam gas yang sudah lama tertahan dalam lorong lalu terbebaskan," ujarnya.

3. Suara meraung-raung di Pantura: Pesawat Antonov

Memang bukan suara dentuman tapi suara misterius meraung-raung ini sempat membingungkan juga. Suara meraung-raung ini didengar warga di wilayah Pantura, Jawa. Kemungkinan penyebab suara itu terkuak yakni dari pesawat Antonov An-12BP yang melintas.

"Itu pesawatnya terbangnya rendah, sesuai flight plan menuju ketinggian 25.000 kaki. Nah, terus saat itu dia itu masih menuju 25.000 kaki, karena dini hari jadi suaranya terdengar," kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Harry Sirait kepada detikcom, Minggu (16/12/2018).

Pesawat Antonov An-12BP memiliki 4 baling-baling sehingga mengeluarkan suara yang terbilang keras. Pesawat itu terbang dari Jakarta (CGK) menuju Melbourne, Australia. Pesawat milik maskapai Ukraine Air Alliance itu juga sudah mengantongi izin untuk terbang di wilayah Indonesia.

4. Dentuman keras di Tulungagung: Aktivitas seismik

Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN) menyebut dentuman keras di Tulungagung, Jawa Timur terjadi akibat beragam fenomena. Akan tetapi, kemungkinan besar dentuman itu akibat aktivitas seismologi.

"Itu bisa berbagai macam kemungkinan. Tapi kecenderungannya ini adalah aktivitas seismologi. Cenderungnya ke arah sana. Jadi kecil kemungkinannya aktivitas weather (cuaca) tapi besar kemungkinannya seismologi," ucap Kepala Sub Bagian Komunikasi dan Edukasi Publik LAPAN Unggul Satrio kepada detikcom, Senin (25/11/2019).

Aktivitas seismologi yang dimaksud itu bisa berbagai macam. Menurut Unggul, dentuman itu bisa terjadi karena aktivitas vulkanologi, tanah jatuh di dalam rongga bumi atau patahan yang tidak menyebabkan gempa.