5 Fakta Lubang Hitam Supermasif yang Dekat dengan Bumi
Hide Ads

5 Fakta Lubang Hitam Supermasif yang Dekat dengan Bumi

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 28 Nov 2020 16:01 WIB
Lubang hitam Sagittarius A*
5 Fakta Lubang Hitam Supermasif yang Dekat dengan Bumi Foto: X-ray: NASA/UMass/D.Wang et al., IR: NASA/STScI
Jakarta -

Penelitian terbaru menemukan bahwa jarak Bumi dengan lubang hitam supermasif bernama Sagittarius A* ternyata lebih dekat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Tapi detikers, tidak perlu khawatir, karena ini bukan berarti Bumi akan segera ditelan oleh lubang hitam tersebut. Temuan ini merupakan hasil pemodelan galaksi Bima Sakti yang lebih akurat dan mengoreksi data yang terdahulu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lubang hitam bernama Sagittarius A* memiliki banyak fakta menarik yang tidak semuanya mengerikan. Berikut fakta-fakta seputar lubang hitam supermasif Sagittarius S* yang dirangkum detikINET dari berbagai sumber.

ADVERTISEMENT

Pusat Galaksi Bima Sakti

Sagittarius A* adalah lubang hitam yang berada di pusat galaksi Bima Sakti. Lokasinya berada di antara konstelasi Sagittarius dan Scorpius.

Setelah meneliti 28 bintang yang mengorbit di pusat galaksi selama 16 tahun, ilmuwan di European Southern Observatory di Chile menemukan bukti terkuat kehadiran lubang hitam supermasif di inti galaksi.

Lewat hasil observasi ini, astronom menyimpulkan bahwa Sagittarius A* berjarak 27.000 tahun cahaya dari Bumi. Tapi, temuan ini dibantah beberapa tahun kemudian.

Sulit ditangkap kamera

Lubang hitam bukan sesuatu yang mudah ditangkap kamera karena tidak bisa memantulkan cahaya, jadi sangat tersembunyi di tengah gelapnya luar angkasa.

Tidak hanya itu, ukuran lubang hitam tergolong kecil sebagai objek luar angkasa. Ambil contoh Sagittarius A*, meski massanya 4 juta kali lebih besar daripada matahari, diameter lubang hitam ini hanya sekitar 23,6 juta km, setengah dari jarak antara Merkurius dan matahari.

Tapi ilmuwan yang tergabung dalam proyek Event Horizon Telescope yakin mereka akan bisa menangkap wujud Sagittarius A* dalam kamera. Teleskop yang sama juga merupakan instrumen yang digunakan untuk mengambil foto lubang hitam supermasif pertama.

>>>>> Halaman berikutnya fakta aneh lubang hitam Sagittarius A* dan jarak dengan Bumi

Perilakunya Aneh

Sebagai objek luar angkasa dengan massa yang besar, lubang hitam Sagittarius A* sering mengalami perilaku yang aneh dan mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Misalnya pada Agustus 2019 lalu, astronom menemukan event horizon di di sekitar Sagittarius A* terlihat lebih terang karena lubang hitam ini lebih aktif dari biasanya. Padahal biasanya lubang hitam ini termasuk objek yang cukup tenang.

Astronom yang mengamati Sagittarius A* menggunakan teleskop Keck di Mauna Kea, Hawaii menyimpulkan peristiwa ini kemungkinan disebabkan oleh lewatnya bintang S0-2 pada tahun 2018, atau objek berdebu yang disebut G2 pada tahun 2014.

Penelitiannya membuahkan Nobel Fisika

Sebulan yang lalu, dua ilmuwan berhasil memenangkan penghargaan Nobel Fisika 2020 untuk temuan mereka tentang Sagittarius A*. Andrea Ghez dari UCLA dan Reinhard Genzel dari University of Bonn sudah meneliti objek ini sejak tahun 1990-an.

Ghez dan Genzel secara terpisah menemukan bahwa sebuah objek dengan massa yang besar di pusat galaksi Bima Sakti bisa menyedot kluster bintang-bintang dan membuat objek bergerak dengan kecepatan yang luar biasa.

Keduanya tidak hanya memprediksi kehadiran Sagittarius A*, tapi juga mengembangkan metode teleskop yang memungkinkan mereka untuk melewati awan gas dan debu tebal di pusat Bima Sakti. Akhirnya mereka berhasil memberikan bukti terkuat adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi kita.

Jaraknya dengan Bumi


European Southern Astronomy sebelumnya memperkirakan jarak Sagittarius A* dengan Bumi adalah sekitar 27.000 tahun cahaya. Tapi penelitian terbaru yang dilakukan oleh National Astronomical Observatory of Japan menemukan jarak Bumi dengan lubang hitam ini ternyata 2.000 tahun cahaya lebih dekat.

Tidak perlu khawatir karena temuan ini bukan berarti Bumi bergerak lebih dekat ke arah lubang hitam dan akan ditelan di masa depan. Ini hanya hasil pemodelan terbaru galaksi Bima Sakti yang lebih akurat.

Lewat proyek VERA, astronom menggunakan teknik interferometri untuk mengumpulkan data dari teleskop yang tersebar di Jepang, setelah itu menggabungkannya dengan data dari proyek astronomi lainnya untuk membuat peta Bima Sakti yang paling akurat.

Dengan menentukan lokasi dan kecepatan sekitar 99 titik spesifik di galaksi kita, VERA menemukan bahwa lubang hitam Sagittarius A* yang berada di tengah galaksi sebenarnya berjarak 25.800 tahun cahaya dari Bumi. Jarak tersebut hampir 2.000 tahun cahaya lebih dekat dari yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

Halaman 2 dari 2
(vmp/agt)