Bumi Makin Dekat dengan Lubang Hitam Supermasif
Hide Ads

Bumi Makin Dekat dengan Lubang Hitam Supermasif

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 28 Nov 2020 08:49 WIB
Lubang Hitam
Bumi Makin Dekat dengan Lubang Hitam Supermasif Foto: NASA
Jakarta -

Di tengah galaksi Bima Sakti, ada lubang hitam supermasif bernama Sagittarius A* yang massanya kurang lebih 4 juta kali lebih besar dari Matahari. Ilmuwan menemukan bahwa jarak Bumi dengan lubang hitam ini 2.000 tahun cahaya lebih dekat dari perkiraan.

Tapi, tidak perlu khawatir, ini bukan berarti Bumi akan dilahap oleh lubang hitam tersebut. Temuan ini merupakan hasil pemodelan galaksi Bima Sakti yang lebih akurat berdasarkan data baru.

Dikutip detikINET dari Cnet, Sabtu (28/11/2020) selama 15 tahun terakhir proyek astronomi radio yang dijalankan oleh National Astronomical Observatory of Japan telah mengumpulkan banyak data.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Proyek bernama VERA ini menggunakan teknik interferometri untuk mengumpulkan data dari teleskop yang tersebar di Jepang, setelah itu menggabungkannya dengan data dari proyek astronomi lainnya untuk membuat peta Bima Sakti yang paling akurat.

Dengan menentukan lokasi dan kecepatan sekitar 99 titik spesifik di galaksi kita, VERA menemukan bahwa lubang hitam Sagittarius A* yang berada di tengah galaksi sebenarnya berjarak 25.800 tahun cahaya dari Bumi. Jarak tersebut hampir 2.000 tahun cahaya lebih dekat dari yang diperkirakan ilmuwan sebelumnya.

ADVERTISEMENT

Selain data tersebut, hasil kalkulasi model ini juga menemukan bahwa Bumi bergerak lebih cepat dari perkiraan. Model sebelumnya menyimpulkan bahwa Bumi bergerak dengan kecepatan 220 km/detik saat mengelilingi pusat galaksi.

Adapun, model baru yang ditemukan VERA menyimpulkan bahwa pergerakan Bumi lebih cepat yaitu 227 km/detik.

Ke depannya, proyek VERA berharap bisa meningkatkan akurasi model peta galaksi Bima Sakti dengan mengambil data di titik yang lebih banyak lagi dengan bergabung ke East Asian VLBI Network dan mengumpulkan data dari teleskop radio yang tersebar di Jepang, China dan Korea Selatan.




(vmp/fay)