Wahana antariksa OSIRIS-REx milik NASA berhasil mendarat di asteroid Bennu untuk misi pengumpulan sampel. Ini menandakan pertama kalinya wahana milik NASA melakukan misi pengumpulan sampel di asteroid yang melayang di deep space.
"Kita berhasil! Kami menandai permukaan asteroid dan sekarang terserah Bennu untuk melihat bagaimana kejadiannya berlangsung," kata pemimpin misi dari University of Arizona, Dante Lauretta, seperti dikutip detikINET dari Space, Rabu (21/10/2020).
Baca juga: Nokia Hadirkan Koneksi 4G di Bulan |
Misi utama OSIRIS-REx adalah untuk mengumpulkan setidaknya 60 gram sampel tanah dan kerikil dari permukaan Bennu. Tim akan membutuhkan waktu 10 hari untuk menentukan apakah OSIRIX-REx berhasil mencapai target ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini asteroid Bennu berjarak 200 juta km dari Bumi dan untuk berkomunikasi dengan OSIRIS-REx membutuhkan waktu 18 menit. Karena tidak bisa berkomunikasi secara real-time, OSIRIS-REx harus menjalankan manuver secara otonom.
Sebelum pukul 14.00 waktu Amerika Serikat bagian timur, OSIRIS-REx menyalakan mesin pendorongnya untuk keluar dari orbit di sekitar Bennu dan mulai menuju permukaan. Pada pukul 16.12 waktu setempat, probe berhasil 'mencium' permukaan asteroid selama 10 detik dengan mekanisme pengumpul sampelnya yang terhubung dengan lengan robot sepanjang 3,4 meter.
Dengan panjang yang hanya 510 meter, gravitasi Bennu terlalu rendah untuk membantu OSIRIS-REx mendarat sepenuhnya di permukaan. Karena itu probe tersebut menggunakan lengan robot untuk menjalankan manuvernya.
Dengan touchdown singkat tersebut, OSIRIS-REx menyemprotkan nitrogen ke permukaan Bennu. Semprotan ini mengumpulkan tanah dan batu yang kemudian dikumpulkan menggunakan mekanisme yang ada di ujung lengan robot
OSIRIS-REx (Origins, Spectral Interpretation, Resource Identification, Security, Regolith Explorer) diluncurkan pada September 2016 dan sampai di Benny pada Desember 2018. Sejak tiba, OSIRIS-REx menghabiskan waktu dengan mengukur dan memetakan permukaan Bennu secara mendetail untuk mempersiapkan manuver ini.
Untuk menjalankan manuver ini, OSIRIS-REx menghadapi banyak tantangan. Permukaan Bennu dipenuhi dengan bebatuan besar, bahkan ada yang seukuran rumah.
Tim peneliti kemudian memilih kawah kecil yang disebut Nightingale sebagai lokasi pengambilan sampel karena memiliki material yang belum banyak terpapar oleh lingkungan deep space terlalu lama.
Tapi di dalam kawah ini juga ada beberapa kendala, jadi wahana antariksa ini menargetkan permukaan selebar delapan meter yang cukup rata dan bebas bebatuan. Ini adalah target yang ambisius mengingat OSIRIS-REx memiliki ukuran setara mobil van dan rencana awal misi adalah mendarat di area selebar 50 meter.
Tim OSIRIS-REx akan menghabiskan seminggu ke depan meneliti berapa banyak sampel yang diperoleh. Tim peneliti sendiri optimis bahwa percobaan ini berhasil. Jika material yang dikumpulkan kurang dari perkiraan, maka percobaan kedua bisa dilakukan di area kedua bernama Osprey pada Januari 2021.
Tapi jika manuver hari ini sukses, maka OSIRIS-REx akan meninggalkan Bennu pada Maret 2021. Sampel yang sudah dikumpulkan dijadwalkan mendarat di Bumi menggunakan sampel khusus pada September 2023.
Setelah sampai, ilmuwan akan mempelajari material yang dibawa untuk mendapatkan informasi lebih detail dari yang dikirimkan OSIRIS-REx. NASA mengatakan asteroid seperti ini bisa menjadi kunci untuk mengetahui lebih banyak soal terbentuknya tata surya.
Selain itu, Bennu juga kaya akan mineral dan material organik berisi karbon. Asteroid seperti ini kemungkinan pernah membantu Bumi menjadi planet yang bisa dihuni miliaran tahun yang lalu dengan memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membentuk kehidupan.
Bennu juga diperkirakan akan menabrak Bumi pada akhir tahun 2100-an dengan kemungkinan 1 berbanding 2.700. Jadi observasi seperti ini akan membantu ilmuwan untuk memahami lebih baik bagaimana asteroid bergerak di luar angkasa.
Sampel yang dibawa OSIRIS-REx bukan satu-satunya sampel asteroid yang akan tiba di Bumi dalam waktu dekat. Baru-baru ini wahana antariksa Hayabusa2 milik Jepang telah mengumpulkan sampel dari asteroid Ryugu dan akan tiba di Bumi pada Desember ini.
(vmp/fay)