Aneka Teori untuk Menjelaskan Konsep Mesin Waktu
Hide Ads

Sisi Ilmiah Mesin Waktu

Aneka Teori untuk Menjelaskan Konsep Mesin Waktu

Virgina Maulita Putri - detikInet
Sabtu, 17 Okt 2020 12:17 WIB
Ilustrasi Mesin Waktu
Aneka teori terkait mesin waktu(detikcom)
Jakarta -

Mesin waktu sering diangkat dalam film fiksi ilmiah, mulai dari Back to the Future, Doraemon, sampai Avengers: Endgame. Ini deretan teori yang mungkin bisa mewujudkan perjalanan waktu.

Mesin waktu memang saat ini hanya fiksi ilmiah semata, kenyataannya sedikit lebih rumit dari yang ditampilkan dalam film dan serial tersebut. Ilmuwan berlomba-lomba memikirkan teori seperti apa yang memungkinkan perjalanan waktu, sementara yang lainnya yakin percobaan seperti ini mustahil dilakukan.

Lantas teori apa saja yang sudah digaungkan oleh ilmuwan tentang perjalanan waktu dan mesin waktu? Berikut empat teori populer tentang perjalanan waktu seperti dikutip detikINET dari Space, Sabtu (17/10/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Teori wormhole

Menurut NASA, teori relativitas umum yang digagas Albert Einstein bisa memberikan skenario yang memungkinkan manusia untuk pergi ke masa lalu. Tapi hitung-hitungannya akan sulit untuk dicapai.

ADVERTISEMENT

Salah satu kemungkinan adalah dengan bepergian lebih cepat dari cahaya yang bergerak hampir 300.000 km per detik dalam keadaan vakum. Rumus Einstein menunjukkan bahwa objek dalam kecepatan cahaya akan memiliki massa yang tanpa batas dan panjang 0.

Secara fisika, hal ini tidak mungkin dicapai, meski beberapa ilmuwan telah memperluas rumusnya dan mengatakan bahwa hal ini mungkin dilakukan.

Menurut NASA, kemungkinan yang terkait adalah dengan menciptakan 'wormhole' antara titik-titik di ruang dan waktu. Tapi wormhole bisa hancur dengan cepat dan hanya cocok untuk partikel yang berukuran sangat kecil.

Selain itu, ilmuwan belum pernah menemukan wormhole seperti ini. Teknologi yang ada saat ini juga belum cukup canggih untuk menciptakan wormhole untuk perjalanan waktu.

2. Silinder tak terbatas

Selain teori Einstein, ada juga beberapa teori alternatif lainnya seperti silinder tak terbatas (infinite cylinder). Teori ini digagas oleh astronom Frank Tipler yang berisi mekanisme di mana materi dengan massa 10 kali matahari digulung menjadi silinder yang sangat panjang dan padat.

Setelah diputar selama miliaran putaran per detik, pesawat luar angkasa yang berada di dekatnya bisa mengikuti spiral di sekeliling silinder dengan sangat presisi. Jika berhasil, pesawat yang berfungsi sebagai mesin waktu tersebut akan memasuki 'closed time-like curve'.

Closed time-like curve sendiri adalah keadaan di mana ruang dan waktu dibelokkan dengan sangat ekstrem sampai time line benar-benar berbalik pada dirinya dan membentuk lingkaran (loop).

Ada beberapa hal yang membatasi teori ini, salah satunya adalah silinder tersebut harus memiliki panjang yang tidak terbatas agar perjalanan waktu bisa dilakukan.

3. Lubang hitam

Teori perjalanan waktu lainnya adalah dengan menggerakkan pesawat luar angkasa dengan sangat cepat di sekeliling lubang hitam. Atau dengan membuat kondisi tersebut secara artifisial dengan struktur yang sangat besar dan berputar.

"Mereka akan berputar dan berputar, mengalami hanya separuh waktu dari semua orang yang jauh dari lubang hitam. Pesawat dan awaknya akan melakukan perjalanan melewati waktu," tulis fisikawan Stephen Hawking dalam kolomnya di Daily Mail tahun 2010 silam.

"Bayangkan mereka mengitari lubang hitam selama lima tahun mereka. Sepuluh tahun akan berlalu di tempat lain. Ketika mereka pulang, semua orang di Bumi akan berusia lima tahun lebih tua dari mereka," imbuhnya.

Hawking menambahkan awak pesawat luar angkasa harus terbang dengan kecepatan cahaya agar bisa melakukan perjalanan waktu. Fisikawan Amos Ori juga mengatakan ada satu hal yang membatasi teori ini yaitu jika menggunakan mesin waktu atau pesawat luar angkasa, kendaraan tersebut akan hancur sebelum bisa berputar secepat itu.

4. Benang kosmik

Teori lainnya adalah benang kosmik yang melibatkan tabung energi sempit yang membentang di sepanjang alam semesta yang terus mengembang. Area yang tipis ini diperkirakan mengandung massa dalam jumlah besar dan mampu membelokkan ruang dan waktu di sekitarnya.

Ilmuwan mengatakan benang kosmik tidak memiliki batas atau berada di dalam loop sehingga tidak memiliki ujung. Dua benang yang paralel satu sama lain jika mendekat akan membelokkan ruang dan waktu dengan sangat kuat dan konfigurasi ini secara teori memungkinkan perjalanan waktu.

Selain masalah fisika, saat membicarakan masalah perjalanan waktu menggunakan mesin waktu tentu akan menyinggung paradoks. Salah satu bentuk paradoks waktu yang klasik dan banyak dibahas di fiksi ilmiah adalah paradoks kakek (grandfather paradox).

Dalam paradoks ini, seorang penjelajah waktu pergi ke masa lalunya dan membunuh orang tua atau kakeknya, jadi dia bisa saja tidak pernah dilahirkan atau hidupnya akan berubah selamanya. Paradoks seperti ini telah sering menjadi cerita di film dan TV seperti seri Terminator dan Back to the Future.

Konsep-konsep di atas tentu masih terbatas teori yang belum berhasil diwujudkan. Beberapa ilmuwan lain tidak setuju dengan teori-teori di atas dan mengatakan bahwa perjalanan waktu tidak mungkin dilakukan apapun metodenya.

Ahli astrofisika dari American Museum of Natural History Charles Lu secara blak-blakan meragukan teori yang mengharuskan manusia untuk terbang lebih cepat dari kecepatan cahaya. Menurutnya secara matematika hal itu tidak mungkin dilakukan.

Selain itu, manusia juga mungkin tidak akan bisa bertahan saat melakukan perjalanan waktu. Dosen fisika dari Chapman University Jeff Tollaksen mengatakan bepergian mendekati kecepatan cahaya bisa berbahaya bagi manusia.

Menggunakan gravitasi juga bisa mematikan. Untuk mengalami pelebaran waktu, seseorang bisa berdiri di atas bintang neutron, tetapi kekuatan yang mereka rasakan akan mencabik-cabik tubuhnya terlebih dahulu.

Halaman 2 dari 2
(vmp/fay)