Tikus tanah betina memiliki anatomi unik yang disebut ovotestis. Setelah penelitian, para ilmuwan pun meneliti guna mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana perubahan biologis yang menakjubkan ini terjadi.
"Perkembangan seksual mamalia itu rumit meskipun kami memiliki gagasan yang cukup bagus tentang bagaimana proses ini terjadi," kata ahli genetika DarΓo LupiÑñez dari Max Planck Institute for Molecular Genetics.
"Pada titik tertentu, perkembangan seksual biasanya berkembang ke satu arah -- jantan atau betina. Kami ingin tahu bagaimana evolusi memodulasi urutan peristiwa perkembangan ini, memungkinkan fitur interseksual yang kita lihat pada tikus mondok," ucapnya mengutip Science Alert, Kamis (15/10/2020).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sama seperti ovarium mamalia, ovotestis memproduksi telur untuk pembuahan. Uniknya, ada juga benjolan jaringan testis yang menempel di satu sisi. Meskipun tidak mampu membuat sel sperma, ovotestis memiliki apa yang dikenal sebagai sel Leydig untuk menghasilkan androgen maskulin atau hormon seks pria.
Biasanya perkembangan jaringan testis pada mamalia bergantung pada keberadaan gen pada kromosom Y untuk meningkatkan produksi testosteron di awal perkembangan. Kekurangan kromosom Y membuat lebih sulit bagi embrio untuk memulai rantai peristiwa yang menghasilkan testis.
Peneliti berhipotesis tikus mondok betina memiliki testis dikarenakan persaingan kehidupan bawah tanah yang keras. Dengan karakteristik maskulin yang diperoleh, mereka akan lebih mudah menjalankan kehidupan contohnya untuk urusan menggali lubang dan mempertahankan diri dari musuh.
Analisis mendalam tentang genom tikus mondok betina bertestis ini pun masih perlu untuk dipelajari lebih lanjut dan tentunya menarik untuk didalami.
Baca juga: Gemas! Tikus Pahlawan Diberi Medali |
(ask/fay)