Trump Positif Corona, Ujung dari Sikap Remehkan Pandemi
Hide Ads

Trump Positif Corona, Ujung dari Sikap Remehkan Pandemi

Fitraya Ramadhanny - detikInet
Jumat, 02 Okt 2020 15:13 WIB
President Donald Trump and first lady Melania Trump walks off stage at the end of the first presidential debate Tuesday, Sept. 29, 2020, at Case Western University and Cleveland Clinic, in Cleveland, Ohio. (AP Photo/Julio Cortez)
Trump Positif COVID-19, Ujung Dari Sikap Anggap Remeh Pandemi (Foto: AP Photo)

7. Setop dana ke WHO

Kontroversi lainnya adalah Trump menuduh WHO sebagai boneka China dan mengabaikan laporan awal soal Virus Corona. Trump pun mengancam akan menyetop dana untuk WHO pada 19 Mei 2020. Langkah Trump dikecam founder Microsoft, Bill Gates.

Trump mengatakan tuduhannya pada WHO berdasarkan jurnal kedokteran The Lancet. Argumen Trump itu ternyata bohong. Pemimpin redaksi The Lancet, Richard Horton marah. Meski begitu, akhirnya pada 30 Mei, Trump mengumumkan AS putus hubungan dengan WHO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena mereka gagal melakukan reformasi yang diminta dan sangat dibutuhkan, kita hari ini akan mengakhiri hubungan kita dengan Organisasi Kesehatan Dunia," kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

ADVERTISEMENT

8. Ribut dengan gugus tugas Corona Amerika

Pada akhir Juli 2020, Trump mengeluhkan dirinya kalah populer dua ilmuwan terkenal negara itu, Dr Anthony Fauci pakar penyakit menular dan Dr. Deborah L yang ada di gugus tugas Corona

"Mereka sangat dipedulikan, tetapi tidak ada yang menyukaiku. Itu hanya kepribadianku," tuturnya, mengutip New York Times, 30 Juli 2020.

Setelah terlihat tidak sejalan dengan pakar kesehatan penyakit menular Dr Anthony Fauci, Presiden Amerika Serikat ke-45 Donald Trump menunjuk penasihat baru Dr Scott Atlas pada 4 September 2020.

9. Sesumbar vaksin segera tersedia

Pada Kamis 6 Agustus 2020, Trump sesumbar kalau vaksin Corona akan tersedia lebih cepat. Dia mengklaim sebelum akhir tahun 2020, vaksin akan tersedia. Trump menjagokan Pfizer dan Moderna.

Seminggu kemudian Rusia menawarkan teknologi vaksin Corona mereka untuk dikembangkan Amerika. Tapi, Gedung Putih menolak tawaran itu.

Trump pada 29 Agustus mengatakan Amerika punya Operation Warp Speed untuk mempercepat pengadaan vaksin Corona. Hingga sekarang, belum ada kabar dari vaksin Corona yang diumbar Trump.

(fay/fyk)