Search for extraterrestrial intelligence (SETI) selama ini mengandalkan teleskop radio untuk berkomunikasi dengan alien. Tapi, di galaksi yang luas ini, bagaimana kita bisa yakin sudah menyasar stasiun yang tepat?
Tim yang dipimpin oleh Marcelo Lares pun mencari tahu tantangan apa yang membuat Bumi sulit mencari keberadaan sahabat kita di ruang angkasa atau planet lain. Tim ini menjalankan lebih dari 150 ribu simulasi yang mana menyuguhkan berbagai asumsi dengan parameter dasar untuk menentukan skenario mana yang paling potensial untuk kontak interstellar.
Selama ini, pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan ke luar Bumi terkadang begitu acak, ada waktu di mana mereka mengirimkan pesan dan ada juga waktu jeda di mana tidak dilakukan kegiatan apapun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini seperti lampu natal, lampunya mati-menyala," kata astronom JosΓ© Funes dari the Catholic University of CΓ³rdoba yang merupakan co-author dari tim Lares.
Karenanya penting untuk menemukan waktu yang tepat di mana makhluk luar Bumi terbangun dan sadar dengan pesan yang kita kirimkan -- atau kirimkan pesan secara terus menerus dengan cara online. Dengan tetap siaga, kita bisa saja mendapatkan jawaban dari alien yang sudah sejak lama dicari-cari.
Terlepas dari kemungkinan kecil untuk dihubungi oleh makhluk yang sering digambarkan berkepala besar dan bertubuh hijau alias alien, Lares berharap upaya mengatasi masalah dengan banyak cara suatu hari akan membuahkan hasil.
"Saya pikir pencarian SETI adalah taruhan berisiko tinggi. Peluang sukses sebenarnya sangat rendah. Tapi hadiahnya sangat tinggi," pungkasnya sebagaimana detikINET dikutip dari Scientific American, Senin (28/9/2020).
(ask/fay)