Herd Immunity Corona Disebut Muncul di Negara Ini
Hide Ads

Herd Immunity Corona Disebut Muncul di Negara Ini

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 24 Sep 2020 08:14 WIB
(FILES) In this file photo taken on April 22, 2020 people have lunch at a restaurant in Stockholm, during the coronavirus COVID-19 pandemic. - Stockholm health inspectors said on April 26, 2020 they ordered five bars and restaurants shuttered after they failed weekend inspections to ensure social distancing regulations were being observed to curb the spread of the new coronavirus. (Photo by Jonathan NACKSTRAND / AFP)
Suasana Stockholm, Swedia. Foto: AFP/JONATHAN NACKSTRAND
Jakarta -

Herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus Corona diklaim sudah mulai muncul di Swedia. Berbeda dari negara Eropa lainnya, Swedia tidak secara ketat menerapkan lockdown saat pandemi Corona.

Walaupun pada awalnya tingkat kematian cukup tinggi, Swedia disebut berhasil menghindari gelombang kedua pandemi Corona. Tanda-tandanya, angka kasus baru corona sejak Maret amat rendah, sekitar 28 infeksi per 100 ribu penduduk.

"Ada sebagian bukti bahwa orang Swedia telah mengembangkan imunitas pada virus ini, yang bersama hal lain yang mereka lakukan untuk menghentikan penyebaran (Corona), cukup untuk mengendalikan penyakit itu. Mungkin, epidemi Corona di sana sudah selesai," kata profesor Kim Sneppen, pakar penyakit menular di Niels Bohr Institute, Denmark.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, tak menutup kemungkinan bahwa virus Corona di Swedia telah kehabisan 'bahan bakar'. "Di sisi positifnya, barangkali saat ini mereka sudah selesai dengan epidemi ini," tambah Sneppen.

Data dari European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) menyebut beberapa waktu silam, angka kasus kumulatif selama 14 hari di Swedia adalah 22,2 per 100 ribu orang. Di Spanyol masih 279, Perancis 158,5, 118 di Republik Ceko dan 59 di Inggris.

ADVERTISEMENT

Tes yang dilakukan baru-baru ini pada 120 ribu orang hanya menunjukkan 1,2% positif. Walau tidak semua sepakat sudah ada herd immunity di sana, Swedia mulai dipandang berhasil dalam mengendalikan pandemi Corona.

Padahal kebijakan pemerintah Swedia cukup rileks ketimbang para negara tetangganya. Sekolah hanya ditutup untuk usia 16 tahun ke atas, sedangkan murid yang lebih muda tetap masuk. Saat ini bahkan sekolah dan kampus sudah dibuka kembali.

Dikutip detikINET dari Guardian, perkumpulan di atas 50 orang dilarang dan warga berusia 70 tahun ke atas atau yang berisiko tinggi diminta isolasi mandiri. Selain itu, warga hanya diminta melakukan physical distancing dan kerja dari rumah jika memungkinkan.

Pertokoan, bar, restoran dan gim tetap dibuka. Artinya, aktivitas warga memang longgar, mereka diharapkan mematuhi aturan tanpa harus diminta secara paksa.

Strategi tersebut diarsiteki oleh Anders Tegnell, pakar kesehatan negara itu. "Kami tidak mengalami kemunculan kembali penyakit itu yang dialami oleh negara-negara lain," klaim dia.

Mengenai lockdown yang rileks, Tegnell membantah bahwa tujuannya adalah untuk mencapai herd immunity dalam waktu cepat, melainkan untuk memperlambat penularan Corona agar fasilitas kesehatan tidak tumbang. Dia menilai strateginya akan mujarab untuk jangka panjang.

Pada awalnya, banyak yang mengkritik. Pada awal pandemi, angka kematian akibat virus Corona di Swedia lebih dari 5 kali lipat Denmark dan 10 kali lipat Norwegia dan Finlandia, para negara tetangganya.

Mengenai hal itu, Tegnell membela diri bahwa kematian yang tinggi tidak terkait dengan strateginya, melainkan kegagalan untuk mencegah penularan Corona di pantai jompo yang tentunya dihuni oleh kelompok rentan.

Kini, strategi yang dipandang beberapa pihak untuk memicu herd immunity itu tampaknya mulai menunjukkan hasil, walau memang masih perlu studi lebih lanjut. "Penurunan cepat kasus Corona yang kita lihat di Swedia saat ini adalah indikasi lain bahwa kalian bisa menurunkan kasus cukup banyak tanpa harus melakukan lockdown secara keseluruhan," katanya dalam sebuah wawancara.

Halaman 3 dari 2
(fyk/afr)