Kalajengking Besar Makin Banyak di Australia, Ini Sebabnya
Hide Ads

Kalajengking Besar Makin Banyak di Australia, Ini Sebabnya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 18 Sep 2020 07:32 WIB
Kalajengking Australia
Sarang kalajengking di Australia. Foto: Daily Mail
Australia -

Australia dikenal penuh dengan hewan liar yang cukup mengerikan dan dalam jumlah besar, salah satunya adalah kalajengking. Bukan kalajengking kecil atau biasa saja, ukuran hewan berbisa ini di sana bisa sampai 9 centimeter panjangnya.

Riset terbaru dari La Trobe University menyimpulkan kalajengking makin besar populasinya di daerah kering dan berpasir Australia dan salah satu penyebab utamanya adalah predator yang menjadi musuh mereka berkurang.

Di salah satu wilayah yang diteliti, periset menemukan sekitar 600 liang kalajengking per hektar. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apa dampak jangka panjang kedatangan bangsa Eropa dan hewan yang dibawa dari sana beberapa puluh tahun silam ke benua itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip detikINET dari Newsweek, Jumat (18/9/2020) lebih dari 100 spesies punah di Australia dalam 200 tahun terakhir. Kucing dan rubah terutama, yang dibawa dari Eropa, mengakibatkan lusinan mamalia asli negara itu makin sedikit populasinya atau bahkan lenyap. Nah, hal ini diduga ikut berdampak pada populasi kalajengking.

"Apakah memang kalajengking selalu banyak jumlahnya atau merupakan akibat dari hilangnya spesies lain dari ekosistem?" cetus Heloise Gibb, salah satu peneliti.

ADVERTISEMENT
Kalajengking AustraliaKalajengking Australia di bawah sinar UV. Foto: Daily Mail

"Kalajengking besar asli sini, sampai 9 cm panjangnya, sungguh banyak ada di wilayah Malee dan mereka memainkan peran besar sebagai predator dari spesies lain yang lebih kecil," tambah dia.

Dipublikasikan di jurnal Ecology, mereka menilai bahwa hilangnya spesies mamalia asli secara masif ketika orang Eropa datang ke Australia, memang ikut berperan dalam pertumbuhan populasi kalajengking.

Saat mamalia masih ada, populasi kalajengking tersebut jauh lebih kecil. Studi ini dipandang penting seandainya pihak berwenang akan mencoba memulihkan ekosistem seperti di masa silam.

"Membawa kembali mamalia penggali yang sudah punya adalah peluang untuk memulihkan ekosistem. Tapi memang susah karena kita tidak tahu seperti apa ekosistem Australia 200 tahun silam," kata Gibb.




(fyk/afr)