Kementerian Lingkungan Hidup Jepang menyebutkan, spesies kupu-kupu kecil yang endemik di pulau-pulau selatan Jepang diduga kuat telah punah. Pasalnya, semua kupu-kupu dan ulat kepompong dari jenis ini, yang dibiakkan secara artifisial, telah mati.
Di habitat alami kupu-kupu tersebut, yang terletak di Kepulauan Ogasawara atau sekitar 1.000 kilometer selatan Tokyo, tidak ada kemunculan individu dari spesies tersebut yang dikonfirmasi sejak 2018.
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup Jepang, ini akan menjadi spesies kupu-kupu asli Jepang pertama yang punah. Mereka meyakini bahwa penurunan populasi kupu-kupu, setidaknya sebagian disebabkan oleh keberadaan kadal asing di pulau-pulau terpencil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya pelestarian spesies kupu-kupu yang dikenal dengan Celastrina ogasawaraensis ini telah dilakukan sejak 2005 oleh Tama Zoological Park di bagian barat Tokyo, dan juga di sebuah fasilitas di Taman Nasional Shinjuku Gyoen sejak Oktober lalu.
Sayangnya upaya itu tidak berhasil. Semua kupu-kupu dan kepompong yang dibesarkan di fasilitas ini mati pada Juli dan awal bulan ini.
"Perkawinan sedarah yang berulang mungkin telah menyebabkan akumulasi gen berbahaya, yang pada akhirnya menyebabkan kematian," kata Kementerian Lingkungan Hidup seperti dikutip dari Kyodo News.
Kupu-kupu mungil tersebut saat ini masuk dalam kategori terancam punah dalam daftar merah. Sedihnya, dalam waktu dekat, Kementerian Lingkungan Hidup harus segera mememutuskan untuk mengubah statusnya menjadi hewan punah.
Untuk diketahui, Pulau Ogasawara yang menjadi habitat asli kupu-kupu ini, dikenal sebagai Pulau Galapagos-nya Asia. Pulau ini kaya akan flora dan fauna yang unik setelah ribuan tahun terpisah dari benua mana pun.
Seiring kian populernya pulau-pulau terpencil menjadi tujuan wisata subtropis dan mengamati paus, pelayaran kapal menuju pulau-pulau ini dibatasi hanya sekali dalam sepekan untuk membantu melestarikan satwa liar, spesies dilindungi, dan ekosistem alam setempat.
(rns/agt)