Universitas Hong Kong Bantah Tudingan Ilmuwannya yang Kabur ke AS
Hide Ads

Universitas Hong Kong Bantah Tudingan Ilmuwannya yang Kabur ke AS

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 14 Jul 2020 13:11 WIB
Li Meng Yang
Foto: Fox News
Hong Kong -

Dr Li Meng Yan adalah ilmuwan di University of Hong Kong sebelum membelot ke Amerika Serikat dan menyatakan pemerintah China menutup-nutupi fakta saat permulaan pandemi Corona. Pihak kampus pun angkat bicara.

Meng Yan yang sudah tak diakui pegawai di kampus itu mengklaim akhir Desember 2019, dia diminta supervisornya meneliti klaster penyakit mirip SARS di China daratan. Temannya di Center for Disease Control and Prevention China, saat itu sudah memberitahu virus bersangkutan menular antar manusia, sebelum China dan WHO mengakuinya.

Ketika supervisornya diberitahu soal informasi yang ia dapat, tidak ada tindakan lanjutan dan Meng Yang diminta tetap meneliti. Meng menyesalkannya karena kalau bertindak lebih cepat, mungkin banyak nyawa manusia dapat tertolong.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Seperti yang sudah dia peringatkan sebelumnya, jangan menyentuh batas. Kita akan mendapat masalah dan kita akan hilang," kata Meng Yan mengenai perkataan bosnya.

Dalam pernyataannya, HKU menyebut bahwa Meng Yan adalah karyawan mereka yang sudah meninggalkan universitas. Akan tetapi semua perkataannya soal awal pandemi Corona dalam wawancara dengan Fox News disebut tak berdasarkan fakta.

ADVERTISEMENT

"HKU mencatat bahwa konten di laporan berita itu tidak sesuai dengan fakta-fakta kunci yang kami pahami. Kami lebih lanjut mengobservasi bahwa apa yang dia tekankan pada wawancara tidak punya dasar ilmiah tapi lebih ke kabar angin," sebut pihak HKU.

Selain itu, HKU juga mengklarifikasi bahwa Meng Yan sama sekali tidak melakukan riset apapun soal pandemi Corona pada Desember sampai Januari di kampus mereka, seperti yang dia klaim.

Dalam wawancara itu, Meng Yan memang menyebut dirinya adalah salah satu ilmuwan pertama yang meriset COVID-19 pada akhir Desember atas perintah supervisor. Menurutnya, saat itu sudah diketahui virus yang mengakibatkan pandemi Corona dapat menular antar manusia, namun masih ditutup-tutupi.




(fyk/vmp)