Ilmuwan China Kabur, Tuding Beijing Tutupi Pandemi Corona
Hide Ads

Ilmuwan China Kabur, Tuding Beijing Tutupi Pandemi Corona

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 14 Jul 2020 06:09 WIB
Li Meng Yang
Dr Li Meng Yang. Foto: Fox News
Jakarta -

Ilmuwan China, Dr Li Meng Yan, melarikan diri ke Amerika Serikat dan menuding negaranya menutup-nutupi fakta pada saat permulaan pandemi Corona. Dia disebut terbang ke AS secara sembunyi-sembunyi menggunakan pesawat Cathay Pacific dari Hong Kong, pada 28 April 2020.

Dikutip detikINET dari Fox News, Meng Yan adalah dokter yang bekerja di Hong Kong School of Public Health di University of Hong Kong. Ia mengklaim harus lolos terlebih dahulu dari pengawasan kamera sampai sensor di kampusnya sebelum dapat kabur ke Negeri Paman Sam.

Dalam wawancaranya dengan Fox News, Meng Yan yakin bahwa pemerintah China sudah tahu soal keganasan virus Corona sebelum mereka mengumumkannya. Dia juga sudah meriset tentang bahaya virus itu, tapi diabaikan oleh supervisornya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ceritanya, pada akhir Desember 2019, dia diminta supervisornya, Dr Leo Poon, meneliti klaster kasus penyakit mirip SARS di China daratan. "Pemerintah China menolak mengizinkan pakar luar negeri, termasuk Hong Kong, meriset di China. Jadi saya ke kawan saya untuk mendapat lebih banyak informasi," cetusnya.

Temannya yang ilmuwan China di Center for Disease Control and Prevention China, pada masa awal itu sudah memberitahu bahwa virus bersangkutan dapat menular antar manusia, sebelum China dan WHO akhirnya mengakuinya. Ketika supervisornya diberitahu soal informasi yang ia dapat, tidak ada tindakan lanjutan dan Meng Yan diminta tetap meneliti.

ADVERTISEMENT

Pada 9 Januari, WHO masih menyebutkan berdasarkan laporan China, bahwa virus itu dapat mengakibatkan penyakit berat pada sebagian pasien akan tetapi tidak menular antar manusia. Pada saat itu, teman Meng Yang yang awalnya bicara terbuka mendadak tidak mau lagi berbagi informasi.

Namun sumbernya yang lain di China daratan mengabarkan angka penularan antar manusia semakin meningkat. Nah kala itu, kembali supervisornya malah mengatakan agar dia hati-hati dan tetap diam. Meng menyesalkannya karena kalau bertindak lebih cepat, mungkin banyak nyawa manusia dapat tertolong.

"Seperti yang sudah dia peringatkan sebelumnya, jangan menyentuh batas. Kita akan mendapat masalah dan kita akan hilang," kata Meng Yan mengenai perkataan bosnya.

sepeda

Meng Yan juga mengklaim pejabat WHO sebenarnya sudah ada yang tahu mengenai penularan antar manusia, tapi tetap tidak mengambil tindakan. Dia merasa frustrasi tapi tidak terlalu kaget karena WHO ditudingnya korup.

Sampai akhirnya wanita ini memutuskan kabur ke AS dan sekarang mengaku dalam persembunyian karena takut keselamatannya terancam. Tapi ia menyatakan tetap merasa lebih aman di AS daripada di China di mana pemerintah China ditudingnya telah berusaha merusak reputasinya.

"Alasan sebenarnya saya datang ke AS adalah karena saya memberikan pesan kebenaran tentang COVID ini," katanya dalam wawancara di lokasi yang tak disebutkan.

WHO dan pemerintah China sendiri sudah berulangkali menyatakan tidak ada yang disembunyikan tentang pandemi Corona. Adapun kampus Hong Kong School of Public Health sudah tidak mengakui Meng Yan sebagai salah satu karyawannya.

Kedutaan Besar China di Amerika Serikat ketika dikonfirmasi soal kabar ini menyatakan tidak mengenal Meng Yan. Mereka juga merasa telah menangani pandemi Corona dengan baik.

"Kami tidak pernah mendengar tentang orang ini. Pemerintah China telah merespons secara efektif dan cepat sejak wabah. Semua upaya ini dengan jelas terdokumentasi dengan transparansi. Fakta mengatakan semuanya," kata mereka soal pengendalian pandemi Corona.