Di Balik Rumor Bill Gates Tanam Microchip Bareng Vaksin Corona
Hide Ads

Di Balik Rumor Bill Gates Tanam Microchip Bareng Vaksin Corona

Fino Yurio Kristo - detikInet
Senin, 15 Jun 2020 12:40 WIB
NEW YORK, NY - SEPTEMBER 27:  Bill Gates attends the Plenary Session: Investing in Prevention and Resilient Health Systems during the second day of the 2015 Clinton Global Initiatives Annual Meeting at the Sheraton New York Hotel & Towers on September 27, 2015 in New York City.  (Photo by JP Yim/Getty Images)
Di Balik Rumor Bill Gates Tanam Microchip Bareng Vaksin Corona (Foto: Getty Images)

Masa pandemi Corona memang kencang dengan teori konspirasi. "(Virus Corona) menakutkan, sukar dimengerti, mensyaratkan pemerintah membatasi kemerdekaan individu dan akan ada vaksinasi massal. Itu sempurna buat teori konspirasi," kata Matthew Hornsey, pakar psikologi sosial University of Queensland.

Orang Amerika sendiri banyak yang percaya. Survei Yahoo News dan YouGov menemukan 44% anggota Partai Republik dan 19% Demokrat meyakini Gates berencana menanam microchip pada miliaran orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

William Scaffner dari Vanderbilt University menilai kaum anti vaksin gencar menyuarakan rumor tak berdasar itu. "Mereka tidak percaya vaksinasi. Teori konspirasi kemudian dipilih untuk menjustifikasi hal itu," cetusnya.

Lalu dari mana asal teori microchip ini? Sebagian mungkin dari riset Massachusetts Institute of Technology yang didanai Gates Desember silam. Mereka menyebut ada kemungkinan memasukkan jumlah kecil bahan khusus di vaksin.

ADVERTISEMENT

Bahan itu dapat dilacak menggunakan infra merah khusus dan gunanya merekam jejak pemberian vaksin pada anak, khususnya di negara berkembang.

Akan tetapi studi itu tak pernah diimplementasikan pada manusia dan tidak melibatkan microchip. "Teknologi kuantum ini bukan microchip atau kapsul yang diimplan pada manusia dan sepengetahuan saya tidak ada rencana untuk memakai ini untuk Corona," kata pemimpin riset, Kevin McHugh.

Riset itu dibelokkan jadi rumor microchip tersebut. "Ketakutan dimasuki chip pelacak dan hal lainnya ke tubuh kita memang sudah lama dimanfaatkan oleh penyuka teori konspirasi," kata Mark Fenster, profesor hukum di University of Florida.

(fyk/fay)