Ini Bahayanya Jika Manusia Tak Berubah Usai Pandemi Corona
Hide Ads

Ini Bahayanya Jika Manusia Tak Berubah Usai Pandemi Corona

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 05 Jun 2020 08:38 WIB
Pasar Seafood Huanan di Wuhan, China
Pasar di Wuhan. Foto: Istimewa
Jakarta -

Ketika pandemi Corona sudah berakhir atau dapat dikendalikan, kebiasaan manusia harus diubah. Jika tidak, pandemi lainnya bisa mengintai di depan mata. Demikian dikatakan oleh ahli primata terkenal, Jane Goodall.

"Sikap tidak hormat kita pada binatang liar dan juga hewan domestik telah menciptakan situasi ini di mana penyakit bisa lompat dan menginfeksi manusia," katanya, dikutip detikINET dari Live Science.

"Jika kita tidak melakukan sesuatu secara berbeda, kita selesai. Kita tidak bisa lebih lama terus-terusan seperti ini," cetusnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkit kerusakan habitat hewan, konsumsi binatang liar, perdagangan ilegal dan praktik berisiko lain yang dapat memicu pandemi berikutnya, seperti Corona dan virus yang muncul terdahulu misalnya SARS. Kerusakan hutan misalnya, mendorong hewan berpindah tempat dan meningkat interaksinya dengan manusia.

COVID-19 sendiri diduga berasal dari hewan perantara yang menularkannya dari kelelawar ke manusia. Beberapa pihak meyakini wabah berasal dari pasar Wuhan walaupun tidak semua sepakat. Namun demikian, tetap saja perilaku manusia harus berubah.

ADVERTISEMENT

"Jelas bahwa sangat penting ada larangan perdagangan, memakan atau membiakkan hewan liar yang dilakukan secara permanen dan ditegakkan," kata Goodall.

Menurut dia bukan hanya di China pasar hewan menyediakan kondisi ideal bagi virus untuk melompat antar spesies. Pasar sejenis eksis pula di negara Asia lain, Afrika dan Amerika Latin.

Goodall juga menyayangkan masih terjadinya praktik hewan liar dijadikan peliharaan atau untuk obat tradisional. "Penggunaan beberapa produk hewan liar untuk obat tradisional sejauh ini masih legal di China," papar Goodall.

"Salah satu pelajaran dari krisis ini adalah bahwa kita harus mengubah cara kita. Ilmuwan memperingatkan untuk menghindari krisis masa depan, kita harus secara drastis mengubah kebiasaan makan dan beralih ke makanan berbasis tanaman. Ini demi planet ini, hewan dan anak-anak kita," pungkas dia.




(fyk/afr)