Kasus wabah virus Corona melanda banyak negara dan cara yang digunakan pun berbeda-beda. Jika di Indonesia mengenal PSBB, negara lain ada yang menerapkan lockdown total atau bahkan -- herd immunity.
Salah satu pengertian herd immunity adalah kondisi saat sejumlah orang dalam populasi punya daya imun yang sangat baik sehingga tahan penyakit. Adanya herd immunity memungkinkan penyakit tidak menyebar lebih luas dan bisa ditahan. Kendati demikian, sebagian orang terancam meninggal dunia karena tak kebal virus.
Berikut ini telah dirangkum deretan negara yang mengadopsi herd immunity sebagai cara keluar dari wabah virus Corona.
1. Swedia
Swedia merupakan salah satu negara yang nekat memakai strategi herd immunity untuk melawan COVID-19. Hasilnya ternyata dianggap tidak sesuai ekspektasi.
Melansir Business Insider, pakar berkata populasi bisa meraih herd immunity jika 60 persen masyarakat memiliki antibodi. Akan tetapi, sejauh ini hanya 7,3% orang Swedia yang punya antibodi untuk virus Sars-CoV-2.
Merujuk data worldometers.info, kasus di Swedia juga tinggi dengan total 33.843 kasus, 4.029 jumlah kematian, dan 4.971 kesembuhan.
Baca juga: 3 Skenario Pandemi Corona di Masa Depan |
2. Belanda
Belanda sempat menjadi negara yang menerapkan herd immunity. Perdana Menteri Belanda Mark Rutte sempat mengatakan bahwa total lockdown tidak cocok untuk Belanda.
"Ahli mengatakan pada kita bahwa Belanda bisa memperlambat penyebaran virus sementara itu dalam waktu yang sama membangun imunitas kelompok yang terkontrol," jelasnya.
Sejauh ini sudah ada 45.445 jumlah kasus yang terkonfirmasi dengan 5.830 kematian.
3. Inggris
Dikutip dari National Geographic, Inggris sempat menerapkan herd immunity. Sir Patrick Vallance, Kepala Penasihat Saintifik Pemerintahan Inggris mengatakan butuh waktu untuk membangun imunitas.
Jika risiko tidak terlalu besar, maka mungkin saja untuk menerapkan imunitas kelompok, namun nyatanya COVID-19 mengarah pada angka yang melonjak tajam serta membutuhkan perawatan kritis.
Sadar akan ketidaksesuaian penerapan konsep ini, setelah beberapa pekan berjalan, Inggris menarik kembali strategi itu. Kemudian Inggris menerapkan lockdown setelah sebuah laporan memperingatkan jikalau pandemi yang diakibatkan virus Sars-CoV-2 ini dapat menewaskan 250 ribu orang di Inggris seandainya pemerintah tak mengambil tindakan drastis.