3. Bill Gates yang Tahu Segalanya Soal Vaksin Corona
Ketika membahas rencana vaksin Corona, semua tertuju pada Co-founder Microsoft, Bill Gates. Dia seperti tahu segalanya soal rencana pembuatan vaksin Corona.
Melalui Bill & Melinda Gates Foundation, jutawan ini sudah menggelontorkan duit USD 250 juta untuk mengatasi pandemi COVID-19. Dia memprediksi vaksin akan siap 18 bulan lagi.
"Vaksin pertama akan diberikan pada pekerja kesehatan dan mereka yang penting. Ini bisa terjadi sebelum 18 bulan mendatang jika semuanya berjalan dengan baik," cetus sang pendiri Microsoft.
Bill Gates juga memprediksi vaksin Corona bisa dijual murah dan mampu dibeli semua orang. Bill Gates juga yakin vaksin dengan metode RNA akan segera tercipta dan dia yakin vaksinnya akan ampuh.
"Satu-satunya cara untuk mengembalikan dunia seperti sebelum COVID-19 adalah vaksin yang sangat efektif yang mencegah penyakit tersebut," kata dia.
Bukan cuma itu, Bill Gates juga sudah menghitung kebutuhan vaksin sebanyak 7 miliar dosis. Namun karena kebutuhan mendesak, Bill Gates mengatakan dunia tidak bisa menunggu sampai vaksinnya 100 persen sempurna.
"Vaksin cacar dulu memang jauh dari sempurna, tapi ia berhasil. Vaksin COVID-19 mungkin saja mirip-mirip," tambah pria berkacamata ini.
Namun Bill Gates dibayangi dengan kritikan. Dia dianggap main di dua kaki dan punya konflik kepentingan. Yayasannya menjadi pendonor WHO terbesar kedua dan dia mendorong riset vaksin Corona, tapi Bill Gates juga dituding mau jualan obat karena mendanai perusahaan Innovio yang lagi uji coba vaksin Corona untuk manusia.
4. Dua Dokter yang Pertama Menemukan COVID-19
Dunia kini dilanda wabah pandemi virus Corona. Tanpa kiprah dua dokter China ini, mungkin dunia tidak akan menyadarinya dan kena dampak lebih parah.
Adalah Dr Zhang jixian (54) dan Dr Li Wenliang yang pertama kali menemukan COVID-19. Dr Zhang melaporkan pada Centers for Disease Control and Prevention (CDC) China di tanggal 27 Desember 2019 setelah mengobservasi tiga pasien yakni pasangan lansia dan anaknya yang memiliki 'pneumonia misterius'.
Sementara, Dr Li Wenliang, memperingatkan penyakit 'mirip SARS' di media sosial pada 30 Desember 2019. Namun pernyataannya saat itu dianggap sebagai kabar bohong atau hoax di. Ironisnya, ia meninggal dunia pada 7 Februari 2020 karena penyakit yang ia peringatkan dari jauh-jauh hari itu.
Akhirnya pada 7 Januari 2020, China mendeklarasikan penemuan virus tersebut yang digolongkan sebagai family dari virus Corona, yang mana termasuk SARS dan MERS.