Virus Corona COVID-19 diduga kuat berasal dari kelelawar, tapi menular ke manusia melalui hewan perantara. Nah, spesies hewan tersebut sejauh ini masih misterius dan mungkin sukar ditemukan.
Dikutip detikINET dari BBC, Rabu (6/5/2020) belum pula jelas apakah binatang itu termasuk yang dijual di pasar hewan Wuhan, lokasi awal wabah Corona. Namun memang perdagangan hewan liar dinilai sebagai potensi besar sumber 'bocornya' COVID-19 ke manusia.
Pakar penyakit umumnya sepakat virus ini awalnya melompat tak terdeteksi antar spesies. "Penyakit ini muncul lebih sering belakangan sebagai hasil gangguan manusia ke habitat liar dan meningkatnya kontak serta pemanfaatan hewan liar oleh orang," cetus Profesor Andrew Cunningham dari Zoological Society of London.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian semacam itu bukan hal baru, meskipun ada yang menduga atau menuding COVID-19 dibuat atau bocor dari laboratorium virus di Wuhan. Wabah seperti Ebola, Rabies, SARS dan MERS pun berasal dari populasi kelelawar liar.
Penyebaran COVID-19 banyak disebutkan dimulai di pasar hewan liar di Wuhan. Akan tetapi sumber virus ini, yaitu binatang dengan patogen tersebut di tubuhnya, tidak ditemukan di pasar tersebut.
"Klaster awal infeksi diasosiasikan dengan pasar itu, ini merupakan bukti tidak langsung. Infeksi bisa saja berasal dari tempat lain dan kebetulan, terpusat di sekitar orang di pasar itu," papar Profesor James Wood dari University of Cambdrigde.
Meski demikian, pasar hewan liar memang rentan membuat penyakit hewan menemukan 'rumah' baru. "Mencampurkan jumlah besar spesies dengan kondisi kotor serta spesies itu tidak biasanya berdekatan, menimbulkan peluang patogen melompat antar spesies," ujar Profesor Andrew.
Sebagian virus yang menular ke manusia berasal dari spesies kedua dari sumber asal, biasanya yang diburu atau dijual di sebuah pasar. "Virus SARS original menular ke populasi manusia melalui epidemi yang terjadi pada musang, yang diperdagangkan di selatan China untuk dimakan," tambah Profesor James.
Seperti disebutkan, sejauh ini hewan perantara yang membawa COVID-19 belum terdeteksi. Namun jelas untuk mencegah kejadian semacam ini muncul lagi, regulasi perdagangan hewan liar perlu diperketat.
"Mencoba memastikan bahwa kita tidak membawa kehidupan liar kontak langsung dengan kita atau dengan hewan domestik adalah bagian penting dari upaya ini," usul Profesor James.