Sebelum dunia dirundung virus Corona, wabah maut Black Death pernah merajalela. Apa kita bisa belajar dari pengalaman itu?
Virus Corona bukanlah pandemi pertama di dunia. Sepanjang sejarah, pernah ada beberapa wabah maut di planet ini. Sekarang zaman sudah canggih, tapi bagaimana orang di zaman dulu mengatasi wabah yang mengancam jiwa?
Salah satu wabah besar yang tercatat dalam sejarah adalah Black Death, atau Bubonic Plague yang terjadi tahun 1347-1350. Mungkin bisa diadu dengan COVID-19, mana yang lebih berbahaya.
Dihimpun detikINET, Senin (27/4/2020) berikut perbandingannya dengan COVID-19:
1. Penyakit berbahaya
Black Death adalah julukan untuk penyakit Pes. Menurut Encylopaedia Britannica, Ini adalah penyakit akibat bakteri Yersinia pestis. Penyakit ini ditularkan dari tikus ke manusia dengan perantara kutu.
Penyakit pes ini terbagi 3 yaitu Bubonic Plague atau pembengkakan kelenjar getah bening, Pneumonic Plague atau infeksi paru-paru dan Septicemic Plague atau infeksi pada darah. Yang paling banyak terjadi di Eropa abad ke-14 adalah Bubonic Plague.
Livescience menulis, pasien bisa meninggal hanya dalam 4 hari setelah tertular dengan demam tinggi, muntah, dan kelenjar getah bening bengkak dan pecah. Sungguh mengerikan. Diperkirakan, 25 juta orang atau 30% populasi di Eropa meninggal akibat wabah Pes antara tahun 1347-1351.
Ini masih jauh lebih mengerikan dari COVID-19. Data terbaru COVID-19 mencatat sudah ada 207.000 kematian akibat COVID-19 sampai saat ini.
2. Berasal dari China
Seperti halnya COVID-19, Black Death berasal dari China. The New York Times pernah menuliskan artikel bahwa pada tahun 2010 tim ilmuwan dari Prancis, Irlandia dan Jerman mengusut DNA dari tulang abad ke-14 di sejumlah negara dan memetakan jalur perjalanan bakteri pes ini.
Kesimpulannya, Black Death berasal dari China yang terbawa lewat Jalur Sutra ke Eropa. Bahkan Black Death d Afrika Timur di awal abad 15, diduga terbawa dalam rombongan 300 kapal Laksamana Cheng Ho tahun 1409.
Tapi, wabah ini di China tidak terkait dengan jumlah populasinya. Bakteri ini di negara asalnya tinggal di dalam hewan pengerat umum seperti tikus dan marmut. Namun ketika bakteri ini terbawa ke Eropa dengan perantara kutu tikus, bencana pun dimulai.