Lockdown ketat akibat virus Corona berhasil membuat udara di India menjadi lebih bersih. Polusi udara yang biasanya menyelimuti hampir seluruh bagian India kini perlahan menghilang.
Seperti diketahui India menerapkan lockdown kepada 1,3 miliar penduduknya sejak 24 Maret lalu. Bisnis yang tidak esensial dilarang buka, aktivitas pabrik harus dikurangi, penerbangan domestik dan internasional juga ditangguhkan, dan perjalanan darat telah berkurang untuk mempraktekkan physical distancing.
Dikutip detikINET dari Space, Rabu (22/4/2020) karena penurunan aktivitas manusia yang sangat drastis, satelit NASA mendeteksi level aerosol terendah di bagian utara India dalam 20 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aerosol yang dihasilkan karena aktivitas manusia biasanya berasal dari kendaraan bermotor dan aktivitas pabrik. Level aerosol yang tinggi merupakan faktor terbesar polusi udara yang menyebabkan udara di India tidak sehat, terutama di daerah perkotaan.
"Kami tahu kami akan melihat perubahan di komposisi atmosfer di banyak daerah selama lockdown," kata ilmuwan di Universities Space Research Association Pawan Gupta dalam keterangan resmi yang dirilis NASA.
"Tapi saya tidak pernah melihat angka aerosol sangat rendah di Daratan Indo-Gangetic seperti saat ini," sambungnya.
Pada peta di bawah ini, dapat dilihat perbedaan level aerosol yang diamati oleh instrumen Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) yang ada di satelit Terra.
![]() |
Gambar ini memperlihatkan pengukuran kedalaman optik aerosol di India antara 31 Maret dan 5 April setiap tahunnya dari 2016 hingga 2020. Di foto terakhir dapat dilihat seberapa signifikan perubahan yang terjadi dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Level aerosol di atmosfer sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor seperti cuaca, angin dan aerosol yang berasal dari sumber alami. Jadi sedikit sulit bagi tim NASA untuk melihat seberapa banyak aerosol yang diamati berasal dari manusia, dan seberapa besar efek lockdown terhadap polusi udara.
Tapi perubahan ini cukup signifikan yang menunjukkan level aerosol tidak berkurang karena aktivitas alam rutin. Misalnya, di minggu pertama lockdown ada pengurangan aerosol tapi juga ada hujan deras yang bisa mengurangi level aerosol di udara.
Biasanya, setelah hujan deras seperti ini pun level aerosol bisa kembali naik karena situasi kembali normal. Tapi hal ini tidak diamati oleh para peneliti.
"Setelah hujan, saya sangat terkesan bahwa level aerosol tidak naik dan kembali normal. Kami melihat penurunan yang bertahap, dan hal ini telah bertahan di level yang kami harapkan tanpa emisi antropogenik," jelas Gupta.
Warga India masih akan menjalani lockdown hingga 3 Mei mendatang. Berkurangnya polusi udara di India tentu merupakan berita positif di tengah pandemi ini, apalagi negara Asia Selatan ini dikenal dengan kualitas udaranya yang buruk.
(vmp/fay)