Social Distancing Redam Flu Spanyol, Bagaimana dengan Corona?
Hide Ads

Social Distancing Redam Flu Spanyol, Bagaimana dengan Corona?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 07 Apr 2020 13:12 WIB
Spanish Flu
Rumah sakit saat wabah Flu Spanyol tahun 1918. (Foto: National Archives)
Jakarta -

Social distancing tak hanya diimplementasikan saat ini untuk mencegah penularan virus corona, akan tetapi sudah pernah diterapkan saat pandemi flu Spanyol yang mengguncang dunia tahun 1918. Upaya tersebut terbukti efektif sehingga saat inipun, social distancing mungkin dapat meredam corona.

Dalam studi di Journal of the American Society of Cytopathology, Profesor Stefan E Pambuccian dari Loyola University menyatakan social distancing mampu menekan angka kematian saat pandemi flu Spanyol melanda Amerika Serikat.

"Semakin ketat kebijakan isolasi, maka semakin sedikit angka kematian yang terjadi," tulisnya, seperti dikutip detikINET dari Contagion Live.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pandemik tahun 1918 sampai 1919 itu diestimasi menimbulkan 50 juta korban jiwa di dunia dan 675 ribu orang meninggal di Amerika Serikat. Padahal saat itu, AS dan beberapa negara lain sudah melarang orang berkumpul, meliburkan sekolah, menyarankan warga di rumah saja dan lainnya.

Masalahnya adalah, seperti yang terjadi saat ini, kebijakan semacam itu tidak dilakukan secara universal atau serentak. Maka, hasilnya pun berbeda-beda.

ADVERTISEMENT

"Aturan itu tidak diimplementasikan di saat yang sama atau dalam durasi yang sama di kota-kota yang berbeda dan tidak dipatuhi serentak," cetus Stefan.

Di kota yang tegas menerapkan social distancing seperti San Francisco, St Louis, Milwaukee dan Kansas City, angka penularan berhasil ditekan 30-50%. Total kematian di kota-kota tersebut juga lebuh rendah.

"Durasi aturan social distancing yang dilakukan di suatu tempat berkorelasi dengan angka kematian yang turun," paparnya.

"Meski kita belum tahu terapi efektif atau vaksin virus corona dan dunia cukup berbeda dibanding 100 tahun silam, manjurnya aturan itu selama pandemik 1918-1919 memberi kita harapan bahwa apa yang dilakukan sekarang juga akan membatasi imbas pandemik COVID-19," sambungnya.

Studi serupa dilakukan oleh University of Michigan dan periset mendapati hasil yang kurang lebih sama. Kota seperti Los Angeles yang mengimplementasikan social distancing lebih cepat, mengalami angka kematian lebih sedikit.

"Pada akhirnya, Los Angeles mengalami angka kematian wabah lebih rendah dibandingkan sebagian kota Amerika Lain, yaitu 494 kematian per 100 ribu penduduk. Secara kontras, San Francisco yang beraksi lebih lambat punya angka kematian 674 per 100 ribu penduduk" tulis mereka.

Pelajaran lainnya adalah jangan tergesa-gesa menghentikan upaya social distancing. Dalam beberapa kasus setelah upayanya berhasil, beberapa kota di AS waktu itu menghentikan pembatasan kerumunan dan malah terkena lagi gelombang baru flu Spanyol.